Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa realisasi investasi di Indonesia masih kuat, dengan jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat lebih dari dua kali lipat sejak kuartal I tahun 2020.
“Ini sudah naik lebih dari dua kali lipat terutama pada periode pascakrisis COVID. Jadi, ini sudah doubling dalam 3-4 tahun terakhir,” kata Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Jumat (16/8) sore.
Menkeu menuturkan bahwa realisasi investasi per kuartal meningkat dari Rp211 triliun pada kuartal I-2020 menjadi Rp428 triliun pada kuartal II-2024.
Pihaknya pun mencatat bahwa pertumbuhan investasi relatif konstan pada kisaran 4,4 persen year-on-year (yoy).
“Tapi, tentunya ini bisa diakselerasi untuk bisa menciptakan pertumbuhan yang lebih tinggi,” ujarnya pula.
Tidak hanya PMA dan PMDN, pertumbuhan investasi juga ditopang oleh kredit perbankan untuk aktivitas usaha.
Per Juni 2024, kredit investasi meningkat 11,5 persen yoy, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 10,9 persen yoy. Sementara itu, total kredit perbankan tumbuh 11,5 persen yoy.
“Pertumbuhan dobel digit dari sektor perbankan maupun dari PMA dan PMDN ini menciptakan capital yang tertanam dan menimbulkan pertumbuhan ekonomi,” kata Sri Mulyani lagi.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut bahwa Kementerian Investasi/BKPM mendapat target investasi sebesar Rp1.850 triliun hingga Rp1.900 triliun, seperti yang sudah tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025.
Jumlah tersebut meningkat dari target investasi pada tahun ini yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.650 triliun.
Sedangkan berdasarkan rencana strategis (renstra) Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi sepanjang 2024 ditargetkan sebanyak Rp1.239,3 triliun.