Rangkasbitung (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten menyebutkan kasus tuberkulosis (TBC) sejak Januari - Juli 2024 mencapai 3.030 kasus dan sebanyak 31 orang dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Pelaksana Harian Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Budi Mulyanto di Rangkasbitung, Lebak, Senin, mengatakan pihaknya memprioritaskan penanganan TBC dengan mengoptimalkan skrining di 44 puskesmas yang melibatkan kader untuk penemuan kasus secara dini dengan melakukan pemeriksaan kontak dari penderita yang positif.
Pemeriksaan tersebut, katanya, satu penderita minimal sebanyak 10 rumah, sebab penyakit tersebut dapat menularkan kepada orang lain dari 10 orang bisa menjadi 100 orang hingga 1.000 orang dan seterusnya.
Pemeriksaan skrining juga dilakukan kepada masyarakat yang mengalami batuk- batuk lebih dari tiga bulan.
"Penemuan kasus secara dini itu, selain bisa diobati untuk penyembuhan, juga tidak menularkan kepada orang lain," kata Budi.
Menurut Budi, penderita TBC tentu membutuhkan komitmen yang kuat dari pasien agar dapat berjalan dengan baik hingga tuntas, karena jangka waktu pengobatan yang cukup lama yakni, 6-9 bulan.
Pengawasan minum obat dan dukungan dari keluarga sangat penting agar penderita patuh minum obat dan tidak putus selama enam hingga sembilan bulan.
Masyarakat dari keluarga penderita TBC, perlu terus diingatkan bahwa TBC bisa disembuhkan dan salah satu kunci utamanya agar bisa sembuh adalah kepatuhan minum obat hingga tuntas.
"Kami minta keluarga dapat memberikan semangat dan mengingatkan penderita mengenai jadwal minum obat," katanya.
Ia mengatakan untuk pencegahan TBC, masyarakat dapat membudayakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan tidak merokok juga kondisi lingkungan terjaga kebersihannya. Selain itu, kondisi rumah juga memiliki sirkulasi udara yang baik dan mengkonsumsi air bersih.
Saat ini, di Kabupaten Lebak sudah memiliki pusat penanganan TBC, di antaranya di Puskesmas Maja, Puskesmas Bayah, Puskesmas Cibadak, RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, RSUD Malingping, dan Puskesmas Mandala.
Kehadiran pusat penanganan TBC, selain melakukan pemeriksaan melalui skrining, juga pengobatan bagi penderita. "Semua pelayanan untuk TBC, termasuk pengobatan secara gratis tanpa dipungut biaya," katanya.
Berdasarkan jumlah penderita TBC di Kabupaten Lebak dari Januari - Juli 2024, sebanyak 3.030 orang, 19 kasus diantaranya TBC HIV, TBC anak 375 kasus, dan 31 orang penderita TBC dilaporkan meninggal dunia.