Bogor (ANTARA Kalbar) - Presiden Aliansi Organik Indonesia Sabastian Saragih menyatakan pemberlakuan sertifikasi produk pertanian organik secara otomatis akan mematahkan kampanye lawan bisnis dengan isu lingkungan dan isu sosial.
"Karena klaim organik sendiri sudah sesuai dengan standar lingkungan dan sosial," katanya pada hari kedua "Bogor Organic Fair" (BOF) II dan Festival Herbal Indonesia (FHI) di Bogor, Jawa Barat, Minggu.
BOF II dan FHI 2012 diselenggarakan Aliansi Organik Indonesia (AOI) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor, Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI), dan Institut Pertanian Bogor (IPB), yang digelar selama dua hari yakni Sabtu hingga Minggu (10/6).
Ia juga mengemukakan bahwa penolakan produk pertanian Indonesia di pasaran global tidak melulu harus diselesaikan dengan cara sistematis dan lobi-lobi perdagangan.
Cara yang cukup strategis, kata dia, Indonesia harus mengubah arah pertaniannya, sehingga menjadi produsen penting produk pertanian organik di dunia.
Menurut dia, berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh AOI untuk beberapa produk pertanian perkebunan menunjukkan bahwa kenaikan investasi untuk beralih organik hanyalah sekitar 10 persen.
Namun, katanya menegaskan, setelah tiga tahun kenaikan keuntungan mencapai sekitar 50 persen.
Perhelatan akbar BOF II dan FHI dengan tema "Pasar Organik dan Fair Trade" terbesar di Indonesia itu diikuti 35 gerai pelaku organik serta 10 kegiatan "food festival".
Semua kegiatan tersebut dipusatkan di halaman muka Kampus IPB Baranangsiang, Jalan Pajajaran Kota Bogor.
(A035)
AOI: Sertifikasi Produk Organik Patahkan Isu Lingkungan
Minggu, 10 Juni 2012 19:49 WIB
Karena klaim organik sendiri sudah sesuai dengan standar lingkungan dan sosial.