Polisi Cari Tahanan Kasus "Trafficking" yang Kabur

Pontianak (ANTARA Kalbar) - Jajaran anggota Polres Sanggau memburu tahanan kasus "trafficking" atau perdagangan orang yang sebelumnya ditahan oleh anggota Polsek Entikong, namun kabur saat akan dibawa ke Polres Sanggau.

"Tahanan kasus trafficking di Kecamatan Entikong atas nama Jumardi itu berhasil melarikan diri saat akan dibawa ke Polres Sanggau, Jumat sore kemarin. Sampai saat ini kita masih melakukan pengejaran terhadap tersangka," kata Kapolres Sanggau, Ajun Komisaris Besar (Pol) Winarto di Sanggau, Sabtu.

Dia mengatakan, tahanan tersebut berhasil kabur saat dalam perjalanan menuju Polres Sanggau. Saat anggota Polsek Entikong singgah makan di sebuah rumah makan di dalam Kota Sanggau. Tahanan diketahui tidak diborgol saat dibawa dari Entikong sekitar pukul 17.00 WIB.

"Tahanan kasus trafficking atas nama Jumardi itu merupakan warga Lombok. Jadi tahanan rencananya akan dititipkan ke Polres Sanggau, sebelum masuk Polres, makan terlebih dahulu di RM Solo Sanggau. Setelah selesai, anggota keluar dari rumah makan, tahanan kemudian izin ke WC tapi tidak dikawal, ditunggu-tunggu tidak kunjung datang, dicek ke belakang sudah tidak ada," tuturnya.

Tahanan tersebut masih terus dicari anggota polisi. Pihaknya juga berjanji akan melakukan pemeriksaan kepada para anggota yang melakukan pengawalan terhadap tahanan tersebut, yakni masing-masing Brigadir Sugianto, Briptu Tolka dan Bripda Redha.

"Tugas utama kita mencari dahulu tahanan yang melarikan diri, setelah itu, kita akan dilakukan pemeriksaan terhadap anggota yang membawa tahanan tersebut. Kok bisa melarikan diri, apalagi standar keamanan tahanan juga tidak dilaksanakan seperti diborgol dan sebagainya," tuturnya.

Winarto menjelaskan bahwa pelaku ditahan pada dua hari lalu, dan Jumat sore dibawa untuk dititipkan di Mapolres Sanggau, tetapi di jalan karena diduga kelalaian anggota, pelaku berhasil melarikan diri.

"Kita menyayangkan sikap anggota kita, jika memang terbukti lalai, kita akan berikan sanksi disiplin. Apalagi, kondisi tahanan tidak diborgol, karena seharusnya dikawal ketat oleh anggota, termasuk pergi ke wc pun seharusnya mendapat pengawalan," katanya.

(pso-171)