Magelang (ANTARA Kalbar) - Rektor Seminari Menengah Mertoyudan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Romo Sumarya SJ mengemukakan bahwa, perayaan Natal 2012 sebagai momentum umat merefleksikan ajaran tentang saling mengasihi.
"Kami mengajak umat untuk mawas diri, perihal saling mengasihi dalam rangka mengenangkan kelahiran Penyelamat Dunia (Yesus Kristus, red.) atau merayakan pesta Natal," katanya di Magelang, Selasa.
Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) menetapkan tema pesan bersama Natal 2012, yakni "Allah Telah Mengasihi Kita". Tema itu mengutip Injil Yohanes bab 4 ayat 9.
Ia mengemukakan bahwa, kehadiran Yesus ke dunia sebagai wujud kasih Allah Bapa kepada umat manusia.
Kasih Allah kepada manusia, katanya, kiranya dapat kelihatan dan dinikmati oleh orang-orang yang secara sungguh-sungguh saling mengasihi.
"Khusus suami-isteri yang saling mengasihi dengan bebas, dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap tenaga atau kekuatan tanpa syarat. Penghayatan ajaran saling mengasihi dalam diri suami-istri merupakan wujud partisipasi dalam karya penciptaan Allah dalam menciptakan manusia," katanya.
Ia menjelaskan, buah saling mengasihi antara suami dengan istri, tidak lain adalah anak yang terkasih, yang kiranya boleh disebut sebagai "buah kasih", alias "yang terkasih".
Ia mengatakan, pesta Natal merupakan kenangan kasih Allah kepada manusia yang luar biasa.
"Allah menjadi manusia, melepaskan segala kebesaran atau keallahan-Nya untuk menjadi manusia, sama seperti kita. Kedatangan-Nya ke dunia juga merupakan wujud kasih pengampunan Allah kepada umat manusia yang berdosa," katanya.
Ia menyebut bahwa, kasih Allah membumi, mendunia, atau nyata.
"Jika kita hayati ajaran saling mengasihi, hendaknya juga sungguh membumi, mendunia, alias menjadi nyata. Salah satu wujud kasih yang hendaknya dihayati itu adalah 'boros waktu dan tenaga bagi yang terkasih', alias bermurah hati kepada yang terkasih, hatinya senantiasa terarah kepada yang terkasih," katanya.
Ia menjelaskan, kedatangan Allah Putra ke dunia untuk mendidik manusia agar meninggalkan kefasikan dan berbagai keinginan duniawi sehingga manusia hidup bijaksana, adil, dan beribadah.
"Kita semua diharapkan hidup dan bertindak tidak materialistis, melainkan secara spiritual, lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia. Diharapkan hidup bijaksana, adil, dan beribadah di dalam dunia sekarang ini," katanya.
Ia menjelaskan, tentang bertindak bijaksana yang buahnya senantiasa membahagiakan dan menyelamatkan baik diri sendiri maupun orang lain.
(M029)
Rektor Seminari: Natal Momentum Umat Refleksi Saling Mengasihi
Senin, 24 Desember 2012 10:56 WIB