Pontianak (Antara Kalbar) - Laju inflasi sepanjang bulan Maret di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat sebesar 1,02 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Badar.
"Kenaikan harga bawang putih dan merah sepanjang Maret tidak memicu kenaikan inflasi di Kota Pontianak dan Kalbar umumnya, karena masyarakat di sini tidak terlalu banyak menggunakan bawang dalam memasak," kata Badar di Pontianak, Senin.
Badar menjelaskan, inflasi di Kota Pontianak dipicu oleh kenaikan indeks pada lima kelompok pengeluaran, yakni bahan makanan 1,17 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 2,73 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,88 persen; sandang 0,04 persen; kesehatan 1,72 persen.
"Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, diantaranya pendidikan, rekreasi, dan olah raga minus 0,01 persen; transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan minus sebesar 0,55 persen," ujar Badar.
Selain itu, menurut BPS Kalbar ada sepuluh komoditas yang ikut menyumbang inflasi, diantaranya tertinggi sawi hijau 0,21 persen; nasi 0,13 persen; udang basah dan rokok kretek masing-masing 0,10 persen.
Kemudian disusul kontrakan rumah 0,09 persen; tukan bukan mandor, dan ayam ras masing-masing 0,08 persen; kopi bubuk 0,07 persen; bawang merah dan mie masing-masing 0,05 persen.
Laju inflasi di Kota Pontianak yang baru berjalan tiga bulan pada 2013, sebesar 2,08 persen. Sedangkan inflasi periode yang sama pada 2009, 2010, 2011 dan 2012 masing-masing sebesar 1,73 persen; 2,51persen, 1,42 persen; dan 2,20persen, kata Badar.
Besarnya laju inflasi Maret 2013 terhadap Maret 2012 sebesar 6,49 persen, sementara untuk Maret 2012 terhadap Maret 2011 sebesar 5,71 persen. Untuk laju inflasi Maret 2011 terhadap Maret 2010 sebesar 7,37 persen, inflasi Maret 2010 terhadap Maret 2009 sebesar 5,71 persen.