Sungai Raya (Antara Kalbar) - Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengharapkan pelaksanaan Pilkada pada September mendatang dapat berlangsung satu putaran untuk menghemat anggaran.
"Kita bukannya sesumbar, namun saya rasa jika bisa dilakukan dengan satu putaran, maka akan banyak anggaran yang bisa dihemat. Kalau dua putaran, ya akan banyak anggaran yang juga dikeluarkan," kata Muda di Sungai Raya, Jumat.
Menurutnya, pada pemilihan bupati-wakil bupati yang lalu berlangsung dalam dua putaran, dan biayanya sangat besar sekali. Untuk itu dia menginginkan Pilkada pada September mendatang cukup satu putaran sehingga biayanya bisa dihemat dan digunakan untuk pembangunan.
Muda yang juga akan kembali maju kembali dalam Pilkada Kubu Raya melalui jalur independen juga mengingatkan agar tim yang mengusung mereka untuk bekerja dengan santun, jujur, ikhlas dan tanpa paksa.
"Beri kebebasan kepada rakyat apakah akan mendukung calon independen, jangan sampai ada paksaan. Dulu, dalam dua minggu kita bersama-sama mengumpulkan 70 ribu dukungan, dengan waktu bulan ini kita harapkan lebih, bisa mencapai 200 ribu dukungan," tuturnya.
Dia mengatakan, Kubu Raya sendiri sudah enam tahun usianya, terbentuk melalui proses yang panjang. Dengan luasan 700 ribu hektar dan penduduk hampir setengah juta jiwa, diawal pemekaran masih banyak penduduk yang kurang gizi, gizi buruk, putus sekolah dan infrastruktur yang minim.
"Pada tahun 2008 lalu, saya dipilih dan dipercayakan untuk menjadi Bupati Kubu Raya pertama, tentu tidak semudah mengembalikan telapak tangan menyulap Kubu Raya. Saat ini, nyata adanya Kubu Raya sudah mengalami perubahan yang jauh lebih baik dan pemerintah sudah berkomitmen berpihak kepada rakyatnya, bukti kecilnya APBD 2010 belanja untuk rakyat lebih besar dari belanja pemerintah," kata Muda.
Muda menyatakan, andai saja luas Kubu Raya ini sama dengan Kota Pontianak, dirinya memastikan sudah tidak ada lagi jalan tanah.
"Tetapi luas Kubu Raya ini 75 kali dari Kota Pontianak sehingga pembangunan harus dilakukan secara bertahap, merata dan berkeadilan," tuturnya.
Sebagai Bupati dia memimpikan bagaimana semua rumah tangga hingga pesisir sungai, pantau, pedesaan hingga di pelosok cukup pangan, cukup gizi, cukup sandang, punya rumah, mudah berobat bila sakit dan anak-anak usia dewasanya tidak menganggur.
"Kita harus punya mimpi yang revolusioner bahwa tidak ada anak-anak lagi di Kubu Raya yang tidak sekolah, putus sekolah, gizi buruk. Kita harus hapus semua bentuk-bentuk pemiskinan dan kemiskinan," katanya.
Kembali Muda mengupas, pasca pemekaran Ia sama sekali tidak berambisi menjadi bupati, namun banyak keinginan rakyat yang memintanya untuk maju.
"Allah SWT sudah berkehendak dan diiring doa-doa para ibu-ibu serta anak-anak kita, akhirnya saya bisa maju waktu itu dimana terbuka jalur independen. Dan untuk kali kedua ini, saya maju tetap dengan jalur independen agar saya bisa dekat dengan semua warna, agar saya bisa dekat dengan semua rakyat, agar rakyat tidak terkotak-kotak," kata Muda.
Muda juga mengingatkan menjadi bupati bukan untuk orang perorang, menjadi bupati bukan untuk satu kelompok saja.
"Saya ingin menjadi milik semua, milik rakyat, milik semua warna dan saya juga mengingatkan bahwa terbentuknya Kubu Raya jangan sampai jadi beban bangsa ini. Keberadaan Kubu Raya harus berkontribusi bagi bangsa ini, biar kita orang kampung, tapi tidak berpikir dan bertindak kampungan dan saya juga ingin setiap desa maju, Kubu Raya maju, Kubu Raya untuk Indonesia," tuturnya.