Pontianak (Antara Kalbar) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencnan Nasional Kalimantan Barat menargetkan 1.083 akseptor selama pelaksanaan Bulan Bhakti KB Kesehatan Bhayangkara 2013 selama Mei hingga Juli.
Menurut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Dwi Listyawardhani di Pontianak, Senin, ada dua sasaran utama dari Bulan Bhakti KB Kesehatan Bhayangkara tahun ini.
"Mereka yang mengikuti setelah kelahiran atau keguguran, dan akseptor untuk ganti metode kontrasepsi jangka panjang. Masing-masing, sasarannya 759 akseptor dan 324 akseptor," ujar Dwi Listyawardhani saat Rapat Koordinasi Bulan Bhakti KB Kes Bhayangkara 2013.
Rinciannya, sasaran untuk setiap kabupaten/kota di Kalbar, yaitu KB setelah persalinan atau keguguran, di Kabupaten Pontianak sebanyak 28 akseptor, Sambas 39 akseptor, Ketapang 81 akseptor, Sanggau 35 akseptor, Sintang 29 akseptor.
Kemudian, Kabupaten Kapuas Hulu 14 akseptor, Bengkayang 22 akseptor, Landak 9 akseptor, Sekadau 49 akseptor, Melawi 15 akseptor, Kayong Utara 12 akseptor, Kubu Raya 238 akseptor, Kota Pontianak 126 akseptor dan Singkawang 62 akseptor.
Perkiraan sasaran untuk akseptor ganti cara metode kontrasepsi jangka panjang, yaitu Kabupaten Pontianak sebanyak 12 akseptor, Sambas 17 akseptor, Ketapang 32 akseptor, Sanggau 16 akseptor, Sintang 13 akseptor, Kapuas Hulu 6 akseptor.
Lalu, Kabupaten Bengkayang 10 akseptor, Landak 5 akseptor, Sekadau 18 akseptor, Melawi 7 akseptor, Kayong Utara 6 akseptor, Kubu Raya 103 akseptor, Kota Pontianak 53 akseptordan Singkawang 26 akseptor.
"Fokus pada pelaksanaan Bulan Bhakti KB Kesehatan Bhayangkara Tahun 2013 ini adalah untuk meningkatkan pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang," ujar dia.
Ia berharap dukungan kader-kader kesehatan maupun kader kepolisian untuk membantu sosialisasi pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang.
Kepala Polda Kalbar, Brigjen Tugas Dwi Aprianto, mengatakan bahwa kegiatan tersebut harus tetap sasaran ke masyarakat yang membutuhkan.
Ia akan menginstruksikan setiap kepala polres yang ada lokasi pelaksanaan KB Kesehatan Bhayangkara untuk turun langsung dan ikut dalam menentukan sasaran yang membutuhkan pelayanan di kegiatan tersebut.
"Tidak sebatas pada hal yang terencana saja, tetapi juga yang tidak terencana. Misalnya ada temuan-temuan, tujuan akhirnya, agar citra kepolisian semakin mengena di masyarakat," kata Tugas Dwi Aprianto.