Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kepala Lapas Kelas II A Pontianak Narto mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan kemampuan wirausaha warga binaan agar peran pemasyarakatan dari lembaga tersebut bisa lebih terasa bagi semua pihak.
"Berbagai kegiatan wirausaha yang kami lakukan di dalam Lapas ini akan terus ditingkatkan. Dalam hal ini, kami merasa terbantu dengan kerja sama dengan Bank Indonesia," kata Narto di Sungai Raya, Senin.
Dia menjelaskan, program Inkubator Bisnis UMKM yang telah dilaksanakan di dalam Lapas tersebut dalam rangka pengembangan terhadap potensi-potensi yang bisa dilakukan oleh warga binaan yang berada di Lapas.
"Selain itu kami telah bekerja sama sesuai MoU yang disepakati bersama Bank Indonesia dalam melaksanakan pembinaan bagi warga binaan Lapas ini, dan alhamdulillah ini sudah berjalan kurang lebih sekitar 6 bulan," tuturnya.
Sejauh ini pihak BI telah mengirimkan tenaga ahli baik dari lokal Kalbar maupun dari pusat di Jakarta dalam melaksanakan pembinaan dan sosialisasi terhadap warga binaan Lapas Klas II A Pontianak, karena hal itu termasuk kegiatan Nasional.
"Harapan kita jelas sekali, terutama terhadap warga binaan yang akan bebas nantinya bisa mempunyai usaha. Intinya kita berikan banyak motivasi dalam setiap pwrilaku yang membina, terutama membuka usaha-usaha yang bisa menjadikan sumber pendapatan bagi individu maupun orang banyak," katanya.
Narto menjelaskan terhadap kegiatan Inkubator Bisnis UMKM di Lapas Klas II A Pontianak, seperti ilmu-ilmu kewirausahaan yang ditanamkan kepada warga binaan dari segala sektor, pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan, dan lain sebagainya, khususnya bisa menjadikan usaha yang berpotensi.
"Perikanan, peternakan, perkebunan bawang merah yang selama ini sulit dikembangkan di Kalbar, namun bisa kita kembangkan di Lapas ini. Kemudian keterampilan tangan, yakni pembuatan keset dari sabut kelapa, sendal hotel, makanan lidah buaya, keripik pisang, pembuatan tikar dari kayu rimba, meja alquran, dan sejauh ini pemasarannya sudah berjalan ke beberapa daerah di Kalbar maupun luar Kalbar," kata Narto.
Bahkan, beberapa kerajinan tangan dari warga binaan Lapas Kelas IIA Pontianak juga kerap diekspor ke Malaysia dan negara lainnya.
(KR-RDO/N002)