Jakarta (Antara Kalbar) - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengatakan lahan gambut yang menjadi prioritas restorasi memang ada di empat kabupaten, tetapi tidak bisa menutup mata terhadap daerah lainnya guna mencegah kebakaran hutan dan lahan.
"Memang kalau prioritas ada empat kabupaten sebagaimana disebutkan di dalam Perpres tetapi kami juga tentunya harus membuka mata terhadap daerah-daerah yang ditakutkan lahannya akan terbakar," kata Nazir di sela-sela Rapat Koordinasi Restorasi Gambut dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di kantor KLHK, Jakarta, Senin.
Misalnya, kata dia, di Provinsi Riau yang masuk ke dalam prioritas ini adalah Kabupaten Meranti dan sudah tercantum di dalam Perpres.
"Artinya, tahun ini kan kami harus kerja di sana tetapi yang terbakar lahannya kan tidak hanya di Meranti. Kami mendapat laporan kemarin di Dumai juga terbakar sehingga kami juga tidak menutup mata daerah-daerah lain yang banyak gambutnya yang juga harus dikover," tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa Gubernur Jambi, Zumi Zola Zulkifli dalam rakor itu mengatakan daerah Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Muaro Jambi juga terkena dampak kebakarakan lahan.
"Muaro Jambi itu kabupaten yang luas lahan gambutnya hampir 1 juta hektare. Memang di dalam Perpres bahwa Jambi disebutkan tetapi kabupatennya belum diprioritaskan pada tahun ini, apalagi saya dengar di daerah Kaltim juga mulai terbakar lahannya," ucap Nazir.
BRG dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1 tahun 2016 tertanggal 6 Januari 2016 dengan tugas menjaga, mengelola dan merestorasi lahan gambut, termasuk ada dua sampai tiga juta hektare lahan gambut yang akan direstorasi.
Nazir menyatakan terdapat empat kabupaten yang menjadi prioritas dalam restorasi gambut.
"Ada empat kabupaten yang jadi prioritas. Pertama di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Meranti, Riau dan dua kabupaten di Sumatera Selatan, yaitu di Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin," kata Nazir beberapa waktu lalu.
Menurut Nazir, empat kabupaten tersebut yang terparah mengalami kebakaran lahan tahun lalu sehingga menjadi daerah pemula yang dilakukan restorasi gambut.
(B020/T. Susilo)