Rencananya mahasiswa tersebut akan disebar di dua desa yaitu Desa Batu Lintang daerah Sungai Utik dan Desa Menua Sadap, Kecamatan Embaloh Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Kegiatan kami nantinya akan lebih mengembangkan ekowisata yang berbasis lingkungan, dengan lebih menekankan inovasi dan keterampilan masyarakat serta kearifan lokal," kata Ni Made Dian Anderiani salah satu mahasiswa UGM ditemui di Putussibau, Rabu.
Dijelaskan Anderiani kegiatan KKN yang mereka laksanakan itu selama 7 minggu, sebelumnya dua tahun berturut-turut UGM juga pernah melakukan kegiatan KKN di wilayah Kapuas Hulu, sehingga potensi pengembangan ekowisata sudah disurvei sebelumnya.
Sementara itu, Asisten II Sekretariat Daerah Kapuas Hulu, H Hassan berharap kehadiran mahasiswa UGM di Kapuas Hulu dapat membawa perubahan bagi masyarakat di dua desa yang menjadi sasaran kegiatan KKN.
Menurut Hassan, Sumber daya manusia (SDM) masyarakat Kapuas Hulu khususnya yang berada di pedesaan masih tertinggal dibandingkan SDM masyarakat di perkotaan apalagi jika dibandingkan dengan Yogyakarta.
"Saya minta para mahasiswa itu dapat mendampingi masyarakat baik dalam penyelesaian batas desa, pembuatan laporan pertanggungjawaban keuangan desa dan khususnya lagi dalam pengembangan kreatif masyarakat menuju ekowisata," ujar Hassan.
Selain itu, Hassan juga memaparkan bahwa lokasi KKN tersebut merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, sehingga ia meminta para mahasiswa yang melaksanakan KKN selain belajar di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa juga dapat berbagi pengetahuan agar masyarakat setempat terbuka wawasannya.
"Masyarakat masih perlu banyak belajar, sebab wawasan masyarakat belum luas," kata Hassan.
(KR-TFT/N005)