Pantai berlumpur yang berada di sepanjang pesisir Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah itu, kini telah berubah hijau ditumbuhi aneka jenis tumbuhan penangkal abrasi, mangrove.
Kawasan yang dikenal sebagai Mempawah Mangrove Park (MMP) kini menjadi satu di antara pusat destinasi terbaru berkonsep ekowisata yang digemari masyarakat, baik lokal maupun luar daerah Mempawah dan bahkan wisatawan mancanegara.
Lokasi MMP yang strategis dan tidak jauh dari jalan raya menjadi satu di antara keunggulan ekowisata tersebut. Dari pusat pemerintahan untuk menuju lokasi hanya sekitar lima menit saja. Tepat berdampingan taman makam pahlawan, pengunjung akan menemukan jalan setapak dan mengantarkan menuju area konservasi mangrove tersebut.
Lorong yang terbuat dari kayu dan sebagiannya juga ada bambu dengan lebar kisaran satu meter, membelah hutan mangrove dengan track 300 meter. Sementara daerah hutan mangrove itu sendiri memiliki luas dua hektare.
Di dalam area MMP sendiri, sejumlah fasilitas yang dapat dinikmati seperti jika pengunjung membawa anak-anak, disediakan playground. Selain itu penyediaan toilet juga ada dan delapan unit kano.
Selain menikmati suasana dan segarnya udara di MMP, pengunjung disajikan juga pemandangan laut yang menakjubkan. Garis pantai daerah mangrove tersebut berhadapan dengan Pulau Kabung, sehingga menambah suasana lebih menarik. Bahkan ketika sore hari dari sejumlah steiger yang tersedia pengunjung bisa menikmati sunset.
Mempawah Mangrove Park dikonservasi sejak empat tahun silam, tepatnya 14 Desember 2011. Pencetus sekaligus Ketua pengelola MMP, Raja Fajar Azansyah dan ditemani dua temannya, membentuk Mempawah Mangrove Conservatian (MMC).
Pada awal berdiri, cemoohan dan pandangan negatif terhadap dirinya begitu banyak datang. "Bahkan apa yang dikelola kami di pantai berlumpur tersebut dianggap kegiatan yang tidak bermanfaat," katanya mengakui.
Namun apa yang ia kerjakan dalam rangka melestarikan lingkungan dengan tindakan positif, meskipun banyak tantangan, tetap dilakukan. Dengan dibantu beberapa pihak dan komunitas peduli lingkungan di Kalimantan Barat, pelan tapi pasti konservasi mangrove berjalan baik.
"Alhasil dari usaha dan kemajuan keras yang dianggap gila, berbalik 360 derajat mendapat apresiasi dari berbagai pihak," katanya.
Tepat pada 23 Agustus lalu, MMP resmi telah dibuka untuk umum. Peresmian MMP dilakukan oleh Wakil Bupati Mempawah, Gusti Ramlana.
Fajar dalam peresmian menyampaikan, sejak MMP "soft opening" pada 6 Agustus hingga peresmian sudah ada sekitar 2.218 pengunjung datang ke MMP.
"Saat ini untuk masuk harga tiket masuk (HTM) Rp5.000 untuk umum dan Rp3.000 untuk mahasiswa dan pelajar. Di MMP kami juga sedang menerima 10 mahasiswa magang dari Jurusan Kehutanan dan Kelautan-MIPA Untan dan menjadi mitra teman-teman yang sedang melakukan penelitian skripsi dengan objek penelitian mangrove di Kabupaten Mempawah sebanyak enam orang," katanya.
Dengan keberadaan MMP ke depan bagi MMC, menurut Fajar adalah perlunya regulasi atas perlindungan hutan mangrove yang ada, baik melalui peraturan daerah, peraturan bupati atau peraturan desa agar apa saat ini yang sudah tertanam dan hijau terus lestari dan memberikan 1001 manfaat bagi masyarakat luas.
Satu di antara pengunjung MMP, Resti mengaku bangga Kalbar memiliki objek wisata berbasis lingkungan. Ibu dua anak ini mengatakan dengan keberadaan MMP memberikan pilihan dirinya dan keluarganya di akhir pekan untuk liburan.
"Akses kesini dekat dan bagus. Anak- anak sangat ceria bermain di sela-sela pohon mangrove. Ini obyek wisata baru bagi kami," katanya.
Ia juga memuji pelopor lahirnya MMP. Ia mendorong Pemkab membantu pihak yang bekerja keras membangun MMP.
"Jadikan lah daerah ini tujuan wisata. Dengan demikian daerah ini terkenal dan masyarakat di sini maju juga," kata dia.
Pemkab mengapresiasi
Sementara Wakil Bupati Mempawah Gusti Ramlana saat peresmian MMP, mengapresiasi dan mengaku bangga dengan kepedulian dan kerja keras anak muda yang tergabung di MMC tersebut.
Ia mengatakan keberadaan MMP selain melestarikan lingkungan juga sangat membantu pemerintah dalam pengembangan wisata di Kabupaten Mempawah.
"SDM di Mempawah cukup baik namun yang sensitif dan peduli lingkungan seperti MMC ini yang masih kurang ramai. Ini sangat kita apresiasi dan ke depan akan Pemkab dukung," katanya.
Gusti dalam kesempatan itu berjanji dan akan memerintahkan SKPD terkait membuat regulasi atau kebijakan yang dapat membantu untuk pengemasan ekowisata agar apa yang ada lebih baik.
Ia berkeyakinan dengan keberadaan MMP akan memberikan "multiplier effect" untuk sektor lainnya.
"Apalagi posisi Mempawah strategis di antara Kota Pontianak dan Kota Singkawang. Akses jalan baik dan jarak sangat dekat. Sehingga kita optimistis potensi ekowisata ini akan maju dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat sekitar dan Kabupaten Mempawah," kata dia.
Menanggapi potensi yang dimiliki MMP, Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kalbar kini pun memberikan andilnya. Bank Indonesia juga turut mengapresiasi pengembangan sektor wisata tersebut.
Melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), disalurkan bantuan kepada pengelola Mempawah Mangrove Park sebesar Rp100 juta.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kalbar, Dwi Suslamanto menjelaskan pada era ekonomi makro yang saat ini tidak memberi kepastian, pengembangan ekowisata seperti yang dikembangkan MMC, merupakan satu di antara solusi tepat untuk pengembangan ekonomi di Kalbar khususnya di Mempawah.
"Sehingga melalui PSBI kita dukung penuh Mempawah Mangrove Park dalam rangka pengembangan ekowisata di Kalbar khususnya di Kabupaten Mempawah," katanya.
Menurut Dwi, sudah saatnya era komoditas mulai ditinggalkan mengingat keberlangsungannya sangat terbatas. Apalagi Kalbar telah merasakan sendiri dalam beberapa tahun ini, saat harga komoditas jatuh. Berbeda dengan pengembangan sektor pariwisata, keberlangsungannya terus ada dan akan memberikan dampak yang luas bagi sektor lainnya.
"Multiplier effect" pariwisata berdasarkan pengembangan wisata di daerah lain sangat banyak. Contohnya dengan adanya pariwisata transaksi akan ada, UMKM tumbuh, lapangan kerja terbuka, sektor perdagangan menggeliat dan lainnya.
"Kita berharap dengan bantuan itu bisa memberikan manfaat luas untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar MMP," katanya mengakhiri.
(U.KR-DDI//N005)
Pantai Berlumpur Disulap Menjadi "Mempawah Mangrove Park"
Selasa, 30 Agustus 2016 16:24 WIB