Jakarta (Antara Kalbar) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Senin pagi bergerak naik lima poin menjadi Rp13.355 per
dolar AS.
Namun analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa
penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS cenderung terbatas karena
dibayangi oleh potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat
(Fed Fund Rate).
"Di tengah situasi itu, pelaku pasar uang cenderung berhati-hati
untuk masuk ke dalam aset-aset mata uang berisiko, salah satunya
rupiah," kata Reza.
Ia mengatakan salah satu sentimen positif dari dalam negeri yang
menopang rupiah yakni kesepakatan kerja sama antara pemerintah Indonesia
dan Arab Saudi.
"Diharapkan kerja sama antar negara itu dapat menjaga pertumbuhan ekonomi domestik," katanya.
Sementara
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar
AS terlihat mendominasi di pasar global sehingga menahan penguatan
rupiah lebih tinggi.
"Kombinasi antara penurunan harga minyak mentah dan ekspektasi
kenaikan suku bunga di AS dapat mendorong dolar AS kembali
terapresiasi," kata Ariston.
Para pelaku pasar, menurut dia, sekarang sedang mencermati
komentar-komentar lebih lanjut mengenai peluang kenaikan suku bunga dari
pejabat The Federal Reserve Amerika Serikat, termasuk dari Janet
Yellen.
Nilai Tukar Rupiah Naik
Senin, 6 Maret 2017 10:40 WIB