Sanggau (Antara Kalbar) - Presiden Majelis Adat Dayak Nasional Cornelis mengatakan dalam waktu dekat akan menggelar kongres Dayak internasional yang bertujuan untuk
menciptakan manusia Dayak yang cerdas dan pintar.
"Sehingga tidak menjadi beban negara, yaitu kemiskinan tinggi, gizinya belum terpenuhi, data sekarang ada 20 juta suku Dayak di Indonesia," ujar dia saat pembukaan Gawai adat Dayak Nosu Minu Podi ke-XIII Kabupaten Sanggau.
Seremoni pembukaan berlangsung di rumah Betang Dori' Mpulor. Dalam sambutannya Cornelis secara tegas menyampaikan menolak paham radikal dihadapan ribuan tokoh Dayak dan lintas etnis lainnya.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat Dayak bersatu dan tidak mudah terprovokasi dengan isu yang beredar di media sosial serta hendaknya berhati-hati menggunakan media sosial.
"Masyarakat Dayak jangan lagi berfikir saya bodoh, makan orang. Kita semua sama punya hak dan kewajiban yang sama," tegas dia.
Cornelis kembali mengingatkan masyarakat Dayak menjaga lingkungan, tidak boleh ada yang membakar lahan karena akan merusak alam.Â
Disisi lain, Drs Cornelis bersyukur melalui pernyataan sikap, pemuda Dayak nasional belum tertular paham-radikal. "Nah, saya minta Kepala Kesbangpol untuk selektif menyeleksi ormas atau LSM, lihat idiologinya, lihat AD/ARTnya jangan sampai ada yang meyimpang dari idiologi negara," pintanya.
Gawai Dayak Nosu Minu Podi XIII dilaksanakan dari tanggal 7-9 Juli 2017 mengangkat tema Gawai Nosu Minu Podi Budaya Hidupku Sanggau Bangga Mengukir Sejarah Untuk Indonesia.Â
Sementara, Ketua DAD Kabupaten Sanggau Drs Yohanes Ontot M Si mengungkapkan gawai merupakan manifestasi masyarakat Dayak sebagai bentuk rasa syukur kepada jubata ( sang pencipta) atas hasil panen.
Gawai ini merupakan agenda DAD bersama pemerintah daerah untuk mendukung Wonderful Indonesia dan sangat selaras dengan Sanggau berbudaya dan beriman.
"Masyarakat Dayak wajib hukumnya melestarikan budaya dan menolak paham radikalisme. Kita berterimakasih kepada Bapak Gubernur Kalbar yang sudah membangun Kalbar khususnya Sanggau yang infrastrukturnya sudah semakin baik," ungkap dia.
Pada kesempatan itu, juga dibacakan pernyataan sikap PDKS yang dibacakan Sekretaris PDKS, Urbanus didampingi Ketuanya Alexander Bumbun dan beberapa pengurus yang isinya antara lain.
Pertama, Kami suku bangsa Dayak Kabupaten Sanggau tetap berpegang teguh, setia dan taat kepada falsafah bangsa indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu keberagaman. Kedua, Kami suku bangsa Dayak Kabupaten Sanggau akan menjadi yang terdepan sebagai benteng pertahanan keutuhan NKRI. Tiga, Kami suku bangsa Dayak Kabupaten Sanggau menolak organisasi apapun yang menyebarkan paham radikalisme, memecahbelah NKRI, menyebar teror serta mengadu domba antarumat beragama.
Keempat, Kami suku bangsa Dayak Kabupaten Sanggau mendukung Gubernur Kalbar sebagai presiden Majelis Adat Dayak Nasional, Panglima Kodam XII/Tanjungpura dalam mengambil sikap tegas terhadap ormas yang memecahbelah NKRI.
"Salinan ini akan disampaikan kepada Bupati Sanggau, Ketua DAD Sanggau, Ketua DAD Provinsi, Presiden MADN, Pangdam dan Kapolda serta Presiden RI," ujarnya.
Bupati Sanggau Paolus Hadi S Ip, M Si menegaskan soal jalan nasional yang sudah lebih mulus. Untuk itu, ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur Kalbar yang telah membangun jalan di Kabupaten Sanggau.
" Kami juga bangga satu-satunya Gubernur yang berani menolak radikalisme adalah gubernur Kalbar. Terlepas dari itu, mari kita jaga keharmonisan di Kabupaten Sanggau ini, tanpa memandang suku dan agama," pinta Hadi.
MADN : Ada 20 Juta Warga Dayak di Indonesia
Minggu, 9 Juli 2017 11:48 WIB