Sampit, Kalteng (Antaranews Kalbar) - Dewan Adat Dayak Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengajak masyarakat setempat selalu menjaga kerukunan agar kondisi daerah tetap aman dan kondusif.
"Jangan mau terprovokasi oleh hoax (kabar bohong) maupun ujaran kebencian. Telaah dan saring setiap informasi yang masuk dengan pikiran jernih supaya tidak mudah terhasut," kata Ketua Harian Dewan Adat Dayak Kotawaringin Timur, Untung T Rambang di Sampit, Jumat.
Kotawaringin Timur dihuni masyarakat dengan beragam latar belakang suku, agama, ras dan antargolongan. Masyarakat suku Dayak selalu terbuka menerima dan berbaur dengan pendatang dari manapun, selama mempunyai niat baik untuk tetap menghargai adat dan istiadat di daerah ini.
Baca juga: Facebook ancam hapus akun penyebar hoax
Untung berharap situasi kondusif yang tercipta selama ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
"Masyarakat hidup rukun berdampingan tanpa mempermasalahkan berbagai perbedaan yang ada," katanya.
Menurut dia, diperlukan komitmen semua pihak karena tantangan dalam menjaga kerukunan makin berat.
Kemajuan teknologi informasi, khususnya media sosial, diakuinya juga membawa dampak negatif yang harus diwaspadai.
Pengguna media sosial dengan mudah melontarkan pernyataan maupun menyebarkan informasi yang bisa menyebabkan ketersinggungan dan mengganggu keharmonisan hubungan masyarakat.
Baca juga: Sosial media sudah jadi bagian dari aktivitas masyarakat
"Hoax atau kabar bohong yang bisa saja dengan mudah beredar di media sosial, bisa saja memicu reaksi di masyarakat. Hal yang dikhawatirkan adalah jika berita bohong dan ujaran kebencian tersebut sampai menimbulkan gesekan dan konflik di masyarakat. Hal itu tentu harus dicegah dan dihindari," katanya.
"Kami mengajak masyarakat lebih teliti dan bijak dalam menyikapi setiap informasi. Jangan sampai kerukunan terusik hanya karena hoax atau pernyataan di media sosial," kata Untung.
Kotawaringin Timur dan sejumlah daerah lainnya di Kalimantan Tengah pernah memiliki pengalaman pahit yakni konflik etnis pada 2001 silam. Dampaknya sangat parah karena banyak korban jiwa, perekonomian lumpuh, pembangunan terganggu dan aktivitas masyarakat terhambat.
Sehubungan itu, semua pihak sudah bertekad agar kejadian serupa tidak sampai terjadi lagi. Setiap warga harus mengutamakan kerukunan dan kedamaian, serta menghindari hal-hal yang dapat memicu gesekan di masyarakat.
Jangan mau terprovokasi oleh kabar bohong
Jumat, 8 Juni 2018 8:58 WIB