Ratusan warga Sungai Mayam tolak pelantikan kades terpilih
Minggu, 24 Februari 2019 20:15 WIB
Sanggau (Antaranews Kalbar) - Ratusan warga Desa Sungai Mayam, Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau, menggelar aksi di halaman Kantor Camat setempat, pada Sabtu (23/2) pagi mendesak Pemkab Sanggau untuk menunda pelantikan Paridi sebagai Kades terpilih pada Pilkades 2018 lalu.
Koordinator lapangan aksi, Juliadi dihubungi via telepon selulernya mengatakan, pihaknya selaku warga Desa Sungai Mayam menolak pelantikan Paridi sebagai kades di wilayah tersebut karena diduga kuat melakukan politik uang.
"Kami tidak terima jika Paridi dilantik. Dan kami menolak jika dia dilantik. Sebab kuat dugaan melakukan money politik," ujarnya. Aksi damai tersebut mendapatkan pengawalan ketat pihak kepolisian setempat.
Kedatangan sekitar enam ratusan warga itu diterima oleh unsur forkompimcam terdiri Camat Meliau, Kapolsek Meliau dan Danramil Meliau.
Juliadi memaparkan, ada empat point tuntutan warga Desa Sungai Mayam yang disampaikan kepada Pemkab Sanggau melalui unsur Forkompimcam.
Pertama, menunda pelantikan Kades terpilih yang terindikasi money politic. Kedua, meminta pelaku money politik yang saat ini sedang menjalani proses hukum di Polres Sanggau dipenjarakan sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Ketiga, meminta tugas Pj kades dilanjutkan agar tidak terjadi kekosongan jabatan. Ke empat, mendesak pemilihan ulang di TPS yang bermasalah diantaranya TPS 1, 2 Dusun Mayam, TPS 3 Dusun Tanjak Mulung dan TPS, 6 Afdeling 2.
"Kami tidak mau dipimpin oleh Kades yang melakukan politik uang," tegas Juliadi.
Jika tuntutan warga tidak terpenuhi, Juliadi tidak menjamin apa yang akan terjadi. Karena menurut masyarakat mereka menolak pelantikan Paridi sebagai kades dan menolak dipimpin kades yang melakukan money politik.
"Sementara inikan aksi damai dululah. Kami minta tuntutan kami dipenuhi, jangan dilama - lamakan. Kalau dilama -lamakan saya yakin ada reaksi dari masyarakat. Kalau sudah dilama - lama tuntutan kami tanpa direspon khawatirnya timbul reaksi dari warga, itu yang tidak kita inginkan, kalau saya sebagai korlap si bisalah menahan diri tapi kalau masyarakat itukan sulit," tegasnya.
Juliadi membeberkan, Desa Sei Mayam pernah punya sejarah kelam dalam pilkades, bahkan ada yang sampai dibunuh.
"Itu yang saya khwatirkan, karena kita punya sejarah kelam mengenai ini. Saya tidak mau ini terulang lagi, kalau bisa ada solusilah dari Pemkab Sanggau dan tuntutan kami dipenuhi," jelas dia. Aksi tersebut dimulai pukul 08.00 tersebut berakhir sekitar pukul 10.30 Wib berlangsung aman. Dan ratusan warga membubarkan diri dengan tertib.