Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI mengatakan bahwa hingga Minggu (8/3), telah menemukan sebanyak 177 hoaks atau berita bohong dengan topik virus corina (COVID-19) di Indonesia.
Menurut Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI Semuel Abrijani Pangerapan di Jakarta, Senin, dari 177 kasus yang ditemukan, lima di antaranya tengah dibawa ke ranah hukum.
Baca juga: Akui kesalahan, penyebar Hoaks Corona di Kapuas Hulu minta maaf
Kelima kasus tersebut yakni dua kasus tengah ditangani oleh Polda Kalimantan Timur, dua kasus lainnya di Kalimantan Barat, dan satu di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"(Hoaks yang dibawa ke jalur hukum) adalah mereka (pembuat hoaks) yang punya indikasinya. Misalnya untuk kasus yang di bandara itu, kalau ada niatan, desain, itu dia niat dong, bikin kepanikan," kata Semuel.
Baca juga: Polres Singkawang tingkatkan status kasus hoaks Covid-19
Berdasarkan data terbaru Kominfo, pada periode Senin (2/3) hingga Minggu (8/3), terdapat sebanyak 35 isu hoaks baru yang ditemukan, atau naik hingga 18 berita bohong baru terkait virus corona dari pekan sebelumnya yang hanya ditemukan 17 hoaks.
Data tersebut juga menunjukkan, hoaks tertinggi terdapat pada periode 27 Januari hingga 2 Februari dengan 42 temuan berita bohong menyusul maraknya pemberitaan awal terkait virus corona yang mewabah di Wuhan, China.
Baca juga: Bupati Kapuas Hulu : jangan sembarang sebarkan corona di medsos
Temuan itu terus menurun selama empat pekan, namun kembali mencuat pekan lalu menyusul pengumuman kasus pertama COVID-19 di Indonesia.
Lebih lanjut, Semuel mengatakan pihaknya akan terus berupaya untuk meminimalisir penyebaran hoaks serta memberikan literasi digital yang berisikan informasi yang benar dan terpercaya.
"Kita ingin menyediakan edukasi literasi digital. Mendahulukan nalar sebagai kapten kita. Bagaimana bisa memberikan kesadaran masyarakat soal ruang digital," kata pria yang akrab disapa Semmy itu.
Baca juga: Polisi amankan penyebar hoaks Corona di Kapuas Hulu
"Kesadaran itu menyangkut apa yang kita lihat, baca, tonton, dan bagaimana informasi bisa dipercaya sampai sumbernya memang bisa dipercaya," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, penanganan hoaks, menurut Semuel juga bermacam-macam, mulai dari pemblokiran situs yang menyediakan berita bohong, pembetulan dan penurunan (take down) informasi yang salah, hingga akhirnya ke jalur hukum bila hoaks-nya meresahkan publik.
"Tapi untuk mereka yang mencoba untuk membuat suasana tidak kondusif, ya kita proses hukum. Kita juga memilah dan memilih. Karena ini masalah bersama dan harus membuat masyarakat tenang," pungkasnya.
Baca juga: Dinkes Kapuas Hulu : isu pasien terkena Corona di Putussibau Hoaks
Baca juga: Tidak ada warga Kalbar ditolak di PLBN Entikong terkait corona
Baca juga: Kominfo identifikasi sebaran hoaks corona termasuk di Pontianak
Kominfo deteksi 177 hoaks terkait corona
Selasa, 10 Maret 2020 0:01 WIB