Sambas (ANTARA) - Tugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selama ini selalu diihentikan dengan pelayanan Keluarga Berencana (KB) saja. Padahal kata Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Kalbar Tenny Calvenny Soriton menyebutkan BKKBN juga memiliki tugas pembangunan keluarga. Apa lagi di masa pandemi COVID-19 saat ini. Salah satunya yaitu dengan melakukan sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"HPK ini merupakan program untuk mewujudkan keluarga berkualitas, jadi BKKBN bukan hanya mengurus pelayanan kontrasepsi," kata Tenny C Soriton usai sosialisasi materi dan media KIE bersama mitra kerja dalam rangka pencegahan stunting di masa pandemi COVID-19 di Desa Mak Rampai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas, Kamis.
Dikatakanya, hal tersebut dalam upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga untuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pelayanan kontrasepsi hanya merupakan salah satu tugas BKKBN.
"Jadi untuk mewujudkan keluarga berkualitas maka harus di dukung SDM yang berkualitas pula," katanya.
Menurutnya, Kabupaten Sambas hingga saat ini memiliki angka stunting yang cukup tinggi. Padahal secara geografis kondisi daerahnya cukup produktif. Hal ini membuktikan terjadinya stunting bukan hanya karena pola makan. Akan tetapi juga dipengaruhi pola pengasuhan.
"Stunting ini adalah gangguan pertumbuhan yang di sebabkan pengaruh buruknya gizi yang terlalu lama. Sebagai upaya pencegahan BKKBN melakukan intervensi melalui program 1000 HPK.
Program tersebut diharapkan bisa mencegah kasus stunting. Dengan penyiapan sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun. "Untuk menanggulangi stunting ini, kita harus berkomitmen bersama untuk mencegah stunting," katanya.
Ditambahkannya, jika generasi dengan SDM yang berkualitas tidak dipersiapkan sejak awal. Maka akan berdampak pada kesulitan untuk bersaing pada daerah lain. Dengan sosialisasi yang dilakukan diharapkan bisa mencegah kasus stunting.
"Untuk itu setiap keluarga harus mempersiapkan generasi mudanya untuk bersaing ke depan," katanya.