Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas (Plt) Deputi Konservasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Multi Siswanti mengakui arsip Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang dimiliki atau disimpan kini tidak asli.
"Kita memiliki arsip Supersemar tapi itu dari berbagai versi. Setelah kita lihat dari autentikasinya ternyata itu bukan arsip yang asli," kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan saat ini pemerintah melalui ANRI terus berusaha mencari dan menemukan arsip Supersemar yang asli.
"Kita memang masih mencari tentang arsip tersebut," katanya.
Untuk mendapatkan arsip-arsip penting seperti Supersemar, ANRI melakukan sejumlah upaya salah satunya menerbitkan daftar pencarian arsip.
Bagi pemerintah atau lembaga yang menciptakan arsip ada sebuah kewajiban yang mengharuskan menyerahkan arsip statis miliknya ke ANRI.
Secara umum, arsip yang masuk atau tersimpan ke ANRI tidak banyak hanya berkisar sembilan hingga 10 persen saja terutama yang betul-betul berguna bagi penelitian.
Ia mengatakan ANRI memiliki sebuah program yakni penyelamatan arsip yang bertujuan menyelamatkan dokumen atau arsip bernilai sejarah.
"Itu dilakukan dengan adanya kegiatan akuisisi arsip statis," ujarnya.
Oleh karena itu, tidak semua arsip yang datang dari berbagai lembaga dapat diterima atau masuk ke dalam ANRI sebagai warisan sejarah masa lalu.
Setelah diserahkan, ANRI akan memeriksa hingga proses penilaian. Setelah itu barulah dilakukan penetapan status dari arsip itu sendiri apakah diserahkan ke ANRI atau dikembalikan kepada instansi penciptanya.
"Jadi kita menambah koleksi arsip dengan cara mengakuisisi arsip dari para pencipta," ujar dia.
Baca juga: Kejagung Minta Bank Blokir Rekening Yayasan Supersemar
Baca juga: Alumni Penerima Beasiswa Supersemar Tetap Sehat Nalar
Naskah Supersemar yang dimiliki asli atau tidak, ini penjelasan ANRI
Minggu, 13 Desember 2020 22:12 WIB