Jakarta (ANTARA) - Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Dr. Indria Laksmi Gamayanti., MSi., Psikolog mengatakan bahwa penting bagi orang tua untuk mengenal, memahami, dan melakukan pola asuh di era digital (digital parenting).
"Kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi dan konten digital perlu adanya pengawasan dan batasan agar anak terhindar dari dampak negatif terhadap psikis dan mental melalui teknologi digital, terutama yang berkaitan dengan adiksi gadget," kata Indria dalam keterangan pers, Senin.
Baca juga: Semakin tinggi tantangan jadi seorang ibu di era digital
Baca juga: Orang tua disarankan untuk pahami "digital parenting"
"Untuk itu, edukasi terkait pola asuh di era digital menjadi sangat penting guna terwujudnya literasi digital di berbagai kalangan usia, yang pada akhirnya berdampak positif pada tumbuh kembang anak yang sehat, bahagia, dan mampu bersosialisasi pada lingkungan sekitarnya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Indria menjelaskan setidaknya terdapat empat strategi yang perlu diperhatikan para orang tua dalam menerapkan digital parenting saat ini.
Baca juga: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalbar melakukan digitalisasi
Pertama, adalah pengenalan teknologi pada anak sesuai kebutuhan. Indria mengatakan, setiap anak memiliki kecenderungan minat berbeda terhadap produk teknologi. Ada yang sangat suka, sekadar suka, atau malah tidak terlalu suka dengan alat teknologi.
"Kadar kesukaan tersebut menjadi pijakan untuk menentukan jenis konten apa yang layak kita suguhkan bagi anak-anak. Faktor utama yang mesti diperhatikan adalah usia anak dan kebutuhannya. Berbeda usia, berbeda pula preferensi dan kebutuhan mereka terhadap akses teknologi," kata Indria.
Baca juga: BNI buat aplikasi aduan instansi tangkal berita hoaks
Baca juga: Google Cloud dan Aksesmu kolaborasi digitalisasi warung
Selanjutnya, adalah menyeimbangkan penggunaan gawai. Orang tua dapat menyepakati screen time untuk anak dan membekali mereka dengan pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi dengan bijak.
"Sesekali mendampingi anak ketika mereka mengakses internet juga menjadi penting, sebab lewat momen kebersamaan itu orang tua dapat memberikan pemahaman terkait pemanfaatan teknologi sekaligus membangun bonding dengan anak," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Singkawang gelar pelatihan digitalisasi potensi wisata
Baca juga: Pemkab Kubu Raya bentuk tim TP2DD mempercepat penerapan digitalisasi
Baca juga: XL Axiata pertegas dukung digitalisasi UMKM perempuan
Ketiga adalah memperbanyak aktivitas interaktif. Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak kerap disebabkan oleh kurangnya aktivitas interaktif. Hal ini akan menyebabkan terganggunya pola komunikasi anak dengan lingkungan sekitar.
Indria mengatakan, orang tua dapat membuat anak-anak lebih aktif dengan berbagai interaktif seperti olahraga, permainan fisik dan puzzle dapat mengurangi waktu anak-anak di depan layar.
"Orang tua juga diimbau untuk tidak menggunakan teknologi secara berlebih ketika sedang berinteraksi dengan anak," kata dia.
Baca juga: Talkshow Bincang ANTARA mencari solusi keterbatasan sinyal internet
Baca juga: Gubernur Sutarmidji minta pemda maksimalkan penerapan transaksi digital
Baca juga: Bupati Ketapang apresiasi Program Digitalisasi Desa Sungai Awan Kiri
Terakhir, adalah menerapkan pola asuh demokratis. Salah satu pola asuh yang dibutuhkan pada era digital adalah pola asuh yang demokratis atau authoritative.
"Pola asuh ini berupaya membantu anak agar bersikap kritis terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari era digital, sehingga anak akan menjadi lebih paham akan penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab," kata Indria.
Baca juga: Pontianak dorong pertumbuhan digitalisasi transaksi daerah
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Landak bentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah
Baca juga: Sutarmidji percepat Digitalisasi Daerah dengan TP2DD
Orang tua perlu mengenal "digital parenting"
Senin, 15 Agustus 2022 10:45 WIB