Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura mulai fokus melakukan upaya intensifikasi budi daya padi guna menjaga ketahanan pangan .
“Situasi pangan di dunia dalam kondisi tidak baik–baik saja. Namun bersyukur untuk di Indonesia dan khususnya di Kalbar kondisi pangan masih baik. Meski begitu ketahanan pangan harus terus dijaga dan berkelanjutan. Untuk itu di lapangan kami fokus ke intensifikasi,” ujarnya Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum, di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan strategi budi daya di lapangan fokus ke intensifikasi. "Kemudian kita juga mendorong petani untuk meningkatkan indeks penanaman. Indeks penanaman ditargetkan minimal dua kali setahun. Meskipun saat ini sudah beberapa daerah bahkan sudah tiga dan empat kali,” jelas dia.
Untuk intensifikasi, menurutnya, tidak kalah penting adalah pengawalan dan pembinaan para penyuluh lapangan di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP).
“Kami memastikan di WKPP agar target tanam bisa tercapai, bahkan diupayakan bisa melebihi target tanam di wilayah masing masing petugas lapangan,” jelas dia.
Ia menyebutkan hingga Juli 2022 realisasi luas tanam sampai Juli 2022 adalah 292.617 hektare dari target luas tanam 340.320 hektare atau sudah mencapai 82 persen.
Sedangkan untuk realisasi produksi padi di Kalbar hingga Juli 2022 berdasarkan elektronik Penguatan Data Pangan Strategis (e'PDPS) Kementerian Pertanian sudah mencapai 945.663 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 621.113 ton beras
"Realisasi produksi sampai dengan bulan Juli sudah mencapai 87,76 persen dari total target produksi tahun 2022 yaitu 1.077.492 ton GKG. Kami optimis bisa mencapai target sasaran 2022, bahkan bisa melebihi target karena masih ada panen Agustus sampai dengan Desember," kata dia.
Menurut dia, kebutuhan beras di Kalbar rata-rata 533.628 ton per tahun dengan jumlah penduduk Kalbar 5.466.942 jiwa.
“Dengan melihat jumlah proyeksi produksi dan kebutuhan, maka dipastikan Kalbar masih tetap surplus dan aman,” jelas dia.