Pontianak (ANTARA) - Staff Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Loto Srinaita Ginting melakukan Kunjungan Kerja ke Rumah BUMN (RB) Pertamina Sanggau pada Rabu (16/11). Kegiatan ini sebagai upaya untuk melihat langsung dampak kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia ( Gernas BBI) #CorakCorakKalbar2022 bagi UMKM.
“Dengan adanya kegiatan GERNAS BBI #CorakCorakKalbar ini diharapkan dampaknya dapat dirasakan langsung oleh pelaku UMKM binaan RB Pertamina Sanggau dalam mempromosikan produk unggulannya dan dapat menjadikan produk UMKM terkenal di mancanegara,” ujar Loto.
Dalam kunjungan kerja tersebut disampaikan beberapa point penting diantaranya, pendampingan dan pembinaan UMKM, pelatihan, kemudahan akses permodalan, dan perluasan akses pemasaran. Lebih lanjut disampaikan terkait dengan retribusi lahan dari kementerian BUMN makimal 30 persen untuk UMKM.
Para pelaku UMKM juga diberikan kesempatan untuk bertanya terkait dengan pendampingan dan pembinaan yang dilakukan oleh RB Pertamina Sanggau sehubungan dengan program-program dari kementerian BUMN, kendala dan kesulitan yang dihadapi UMKM binaan yang merupakan representatif dari UMKM lain seperti sulitnya pemasaran dan kesulitan mendapatkan alat packaging yang murah.
Turut hadir perwakilan perusahaan-perusahaan BUMN Kalimantan Barat diantaranya dari Bank BNI, Pegadaian, PNM, PLN dan tentunya UMKM binaan Rumah BUMN Pertamina Sanggau.
Fuel Terminal Manager Sintang, Agustinus Hermawan menyampaikan bahwa para pelaku UMKM saat ini difokuskan untuk melakukan penjualan secara online dengan memanfaatkan e-commerce dan sosial media. Selain untuk menjaring komunitas milenial, digitalisasi juga dapat memperluas pangsa pasar tidak hanya ke seluruh pelosok Indonesia tetapi juga hingga ke mancanegara.
Pertamina memberikan pelatihan digitalisasi serta memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikasi dan legalitas kebutuhan ekspor, disamping itu persiapan dari sisi peningkatan kualitas produk juga menjadi konsen utama agar produk UMKM memiliki daya saing ketika bersanding dengan brand besar.
Rumah BUMN yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No.106 Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ini dijadikan sebagai pusat edukasi, pengembangan, dan digitalisasi UMKM.
Hingga saat ini jumlah UMKM binaan RB Pertamina Sanggau mencapai 430 UMKM dengan produk unggulan yang dihasilkan berupa madu kelulut atau klanceng, piring lidi sawit dan minyak wijen. Selain itu ada aneka keripik yang diolah dari buah dan sayuran seperti keripik daun ubi dan bayam, tepung pisang dan masih banyak lagi yang lainnya.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Susanto August Satria mengatakan Pertamina akan menggencarkan pembinaan untuk seluruh UMKM binaannya tanpa pandang bulu, hal ini dilakukan agar para UMKM mampu adaptif dan kembali bangkit dari dampak pandemi COVID-19 dan bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja baru.
“Dengan pembinaan dan pendampingan secara efektif diharapkan UMKM binaan dapat lebih berkembang dan naik kelas dengan terus meningkatkan kualitas produknya untuk lebih inovatif dan kreatif agar bisa menembus pasar ekspor,” tuturnya.
Selain keterbatasan modal usaha, salah satu kendala yang dihadapi para pelaku UMKM karena belum lengkapnya seritifikasi dan legalitas produk, untuk itu Pertamina membantu proses yang harus dilakukan untuk mendapatkannya.
“Rumah BUMN diharapkan para pelaku UMKM dapat memanfaatkan kesempatan untuk terus belajar sehingga bisa lebih jeli memperhatikan kebutuhan pasar agar bisa meraih konsumen yang lebih luas,” pungkasnya.
Melalui Rumah BUMN dan semangat Energizing Your Future, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan, serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMKM naik kelas dan Go Global
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.