Pontianak (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar N.A Anggini mengatakan terus memperkuat sinergi dan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) untuk mengendalikan inflasi sehingga daya beli masyarakat terus membaik.
"Target nasional inflasi pada 2024 ini sebesar 2,5 persen ± 1 persen. Nah untuk mewujudkan itu capaian yang sudah baik sejauh ini terus ditingkatkan dengan memperkuat sinergi dan koordinasi dengan pemerintah daerah," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, pada inflasi Kalbar pada 2023 sebesar 2,02 persen (yoy) dan angka itu terendah se-Kalimantan dan Kalbar masuk provinsi terendah keempat secara nasional.
"Ini tentu buah dari sinergi dan capaian yang ada dan nyata di Kalbar. Semua pihak bergerak. Sehingga inflasi terkendali," papar dia.
Menurut dia, untuk memastikan inflasi terkendali pada 2024 ini dilakukan empat hal dan dengan target untuk jangka pendek serta jangka panjang. Empat hal itu di antaranya memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
Untuk keterjangkauan harga untuk jangka pendek dilakukan operasi pasar dan gelar pangan murah serta melakukan sidak pemantauan harga di pasar tradisional maupun pasar modern. Sedangkan langkah jangka panjang dengan di antaranya memperbaiki tata niaga untuk memperpendek alur distribusi.
Selanjutnya dalam hal ketersediaan pasokan jangka pendeknya dengan menggalakkan program menanam tanaman pangan dan hortikultura di tingkat rumah tangga, pemberian bantuan berupa pupuk, alsintan atau benih tanaman pangan kepada petani.
Sedangkan untuk jangka panjang meningkatkan sarana dan kualitas gudang pendingin di sepanjang rantai dan lainnya.
Kemudian untuk kelancaran distribusi dalam jangka pendek dengan melakukan pemantauan terhadap pasokan dan BBM bersubsidi memperkuat fasilitasi dan subsidi distribusi pangan.
Jangka panjang dengan mendorong implementasi pertanian digital di sisi hulu untuk mendorong kelancaran distribusi hasil pertanian dan pelaksanaan pasar tani di berbagai daerah sebagai bentuk upaya memotong rantai distribusi.
"Untuk komunikasi efektif sendiri seperti memanfaatkan sosial media, sosialisasi dan itu jangka pendeknya. Untuk jangka panjangnya tentu dengan terus melakukan koordinasi dan sinergi," kata dia.