Pj Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) Syarif Kamaruzaman menekankan pentingnya perhitungan yang akurat dalam penanganan stunting melalui kedisiplinan orang tua untuk menimbang anaknya agar dapat mencegah dan mengatasi persoalan tersebut.
“Kami mengimbau semua orang tua bayi untuk disiplin melakukan penimbangan rutin. Dengan begitu, kita bisa mengetahui kondisi gizi anak secara akurat, termasuk deteksi dini terhadap kasus stunting. Data yang kita kumpulkan akan lebih valid,” kata Syarif Kamaruzaman di Sungai Raya, Kamis.
Ia menjelaskan penggunaan aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) serta Survei Kesehatan Indonesia (SKI) setiap tahunnya menjadi alat yang vital untuk memantau kondisi gizi balita secara realtime, dan harus dibarengi dengan kepatuhan dan kedisiplinan orang tua untuk melaporkan atau menimbangkan anaknya.
Ia juga menekankan bahwa data yang terkumpul dari aplikasi e-PPGBM diharapkan dapat menggambarkan kondisi gizi anak-anak dengan tepat.
"Jika orang tua tidak melakukan penimbangan secara rutin, data yang masuk tidak lengkap dan kondisi yang sebenarnya bisa saja terlewat," tambahnya.
Saat ini angka stunting di Kubu Raya masih tergolong tinggi, yakni 25,4 persen, jika dibandingkan dengan target nasional di tahun 2024, yakni sebesar 14 persen, memiliki kesenjangan yang cukup signifikan.
Oleh karena itu, melalui disiplin dan kepatuhan dalam pencatatan data, Kamaruzaman berharap upaya penanganan stunting dapat dilakukan lebih tepat sasaran, sehingga pemerintah bisa mengambil tindakan yang lebih efektif dalam menanggulangi masalah stunting di Kubu Raya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kubu Raya Mayudin mengatakan untuk menurunkan angka stunting di daerah itu diperlukan sinergisitas dari masyarakat, baik tenaga kesehatan maupun di luar kesehatan.
"Untuk penurunan stunting ini bukan hanya orang kesehatan saja, tapi semua pemangku kepentingan harus berkontribusi, ada yang namanya intervensi spesifik, yaitu dari pihak kesehatan dan ada intervensi sensitif di luar kesehatan," ujarnya.
Mayudin mengatakan pihaknya tidak dapat bekerja sendiri dan diperlukan koordinasi serta sinergisitas bersama para pemangku kepentingan, sebab peran serta mereka sangat membantu, mengingat tenaga yang berada di lingkup kesehatan jumlahnya tidak sebanding dengan tenaga dari luar kesehatan.
"Intervensi spesifik itu 30 persen saja, tapi intervensi sensitif ada 70 persen. Oleh karena itu, saya mengajak semua pemangku kepentingan yang ada di Kubu Raya bersinergi menurunkan angka stunting," tuturnya.
Baca juga: Keluarga berperan penting dalam intervensi stunting
Baca juga: Pemkab Kubu Raya intensifkan penanganan stunting
Baca juga: Keluarga berperan penting dalam intervensi stunting
Baca juga: Pemkab Kubu Raya intensifkan penanganan stunting