Jakarta (ANTARA Kalbar) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan perlu adanya sosialisasi tentang pelestarian hutan mangrove (bakau) menyusul banyaknya kasus kerusakan akibat pertambangan.
"Perlu adanya sosialisasi untuk menjelaskan pada masyarakat tentang manfaat hutan mangrove," katanya di Kementerian Kehutanan Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan selama ini, kerusakan mangrove memang lebih banyak diakibatkan oleh ketidaktahuan masyarakat tentang pentingnya tanaman penahan abrasi itu.
"Padahal mangrove itu adalah jenis pohon yang sangat banyak manfaatnya," katanya.
Zulkifli menjelaskan manfaat hutan mangrove tak hanya sekadar penahan abrasi dan tempat pemijahan biota laut.
Lebih dari itu, mangrove juga mampu mengendapkan material yang dibawa oleh aliran sungai sehingga bisa mengolah bahan limbah.
"Mangrove juga merupakan tanaman yang bisa hidup di dalam air yang kadar garamnya sangat tinggi," katanya.
Tak hanya itu, lanjut Zulkifli, buah mangrove bisa dibuat menjadi sirup, tepung dan kue.
"Jika magrove ini rusak, entah untuk tambang atau yang lainnya, tidak mudah untuk mengembalikannya," kata dia.
Karena itu dia berharap keberadaan kelompok tani yang mengawasi langsung bisa turut membantu sosialisasi tentang mangrove kepada masyarakat.
Sebelumnya kelompok tani hutan di Sumatera melaporkan kerusakan hutan mangrove terus terjadi akibat pertambangan, perkebunan hingga kawasan industri.
(SDP-44)