Putussibau (Antara Kalbar) - Momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei tahun ini di Kabupaten Kapuas Hulu diperingati dengan peresmian rumah baca di desa Mataso, Kecamatan Embaloh Hulu, yang dibangun oleh Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK).
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Kawasan Konservasi Hutan Lindung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, DR Bambang Suprianto mengatakan, dengan adanya rumah baca bernama Mamiara Menua Padari ini diharapkan bisa membantu peningkatan indeks pembangunan manusia masyarakat kawasan perbatasan.
"Kita berharap rumah baca ini harus dipelihara. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membaca, kita punya koneksi sekolah, maka bisa selenggarakan perlombaan. Dengan demikian IPM kita bisa meningkat," kata Bambang Suprianto usai peresmian di Mataso.
Menurut Bambang, membangun suatu daerah dari pinggiran harus dimulai dengan SDM yang memadai. Untuk itu dipilih lah Desa Mataso, karena daerahnya representatif untuk menempatkan rumah baca.
"Maksud diadakan rumah baca ini adalah sebagai wahana untuk kita selalu belajar dan belajar. Saya minta semangat baca ditingkatkan, bisa dengan lomba menulis, bisa tentang perbatasan, lingkungan dan lainnya dengan pemberian piagam," saran Bambang.
Bambang yakin, jika infrastruktur di daerah perbatasan sudah memadai, maka pemerintah akan menyediakan fasilitas yang lebih modern.
"Ada sebuah tantangan bagi kita, kalau internet dan listrik sudah ada, bisa dengan buku elektronik, kita akan sediakan. Ini selalu kita kembangkan. Kita terus belajar agar terhindar dari kebodohan, kalau kita terhindar dari kebohohan maka akan terlepas dari kesesatan," katanya.
Sementara Bayu, siswa kelas X SMA 1 Negeri Benua Martinus mengaku senang dengan adanya rumah baca itu. Menurutnya, kehadiran rumah baca bisa mengatasi kekurangan buku di sekolah. Pasalnya buku yang disediakan sekolah selama ini masih terbatas.
"Tentu rumah baca ini sangat mempermudah untuk mendapatkan buku yang diperlukan. Selama ini susah cari buku," kata Bayu di sela-sela acara peresmian rumah baca.
"Dari sekolah perpustakaan agak kurang. Sehingga kita perlu mendapatkan buku dari luar," imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Mezi, siswi kelas X ini berharap, adanya rumah baca itu akan mempermudah masyarakat umumnya dan pelajar khususnya untuk memperoleh pengetahuan. Karena buku-buku yang disediakan rumah baca itu tidak hanya untuk pelajar, tapi pengetahuan lain tersedia didalamnya.
"Mudah-mudahan adanya taman baca ini bisa menjadi solusi, kalau selama ini penyediaan buku terbatas, maka adanya taman baca bisa menamb wawasan," ucapnya
Selain buku, kata Mezi, infrastruktur pendidikan seperti sekolanya seperti komputer dan fasilitas di laboratorium sangat minim. Untuk pemenuhan itu, siswa hanya menggunakan milik pribadi bagi yang punya.
"Padahal kami sebagai siswa sangat membutuhkan komputer untuk pelajaran TIK. Yang lain seperti laboratorium IPA sudah, tapi fasilitas didakamnya kurang memadai," ungkapnya.
Rumah Baca Untuk Masyarakat Perbatasan
Minggu, 3 Mei 2015 2:18 WIB