Kabut asap ini lebih pekat ketika pagi hari. Sehingga banyak angkutan air yang tersesat atau nyasar berputar-putar di alur Sungai Kapuas, karena jarak pandang hanya puluhan meter saja.
"Kami ini, selain jarak pandang terhalang, akan tetapi juga harus berhadapan dengan dangkalnya alur Sungai Kapuas. Nah, jika tidak hati-hati, maka akan kandas atau bertabrakan dengan kendaraan lain," ujar Andi salah seorang driver long boat yang merupakan moda transportasi di Sungai Kapuas, Sanggau.
Selain itu, Andi mengaku sejak kabut asap penghasilan berkurang. Untuk saat ini, dirinya dan pengemudi lainnya hanya bisa mengantarkan penumpang satu kali keberangkatan saja, dengan jumlah penumpang sebanyak 22 orang.
"Sepi Bang sekarang ini, paling-paling satu hatu dapat satu rit saja," jelasnya.
Bukan itu saja, dengan kabut asap, rentang waktu perjalanan semakin lama. biasanya rute itu bisa ditempuh dengan satu jam. Namun sekarang memakan waktu satu setengah jam atau bahkan dua jam.
Dengan kondisi demikian, jelas menguras bahan bakar. "Serba salah lah pokoknya, kalau sekarang tak bisa cepat, air surut, jarak pandang dekat. Jadi jelas memakan waktu dan bahan bakar," pungkasnya.