Putussibau (Antara Kalbar) - Setelah sempat mereda beberapa hari, Kabupaten Kapuas Hulu kembali diselimuti asap yang cukup pekat.
Padahal dari instansi terkait menyatakan bahwa Bumi Uncak Kapuas bebas dari titik api (hotspot).
Menyikapi hal tersebut, Dekan Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Pontianak, Gusti Hardiansyah menyatakan, asap yang melanda Pulau Kalimantan dan Sumatera serta beberapa daerah lainnya di Indonesia merupakan dampak kelalaian pemerintah dalam mendeteksi kebakaran yang terjadi.
"Kementerian Kehutanan jangan suka cari kambing hitam. Karena Kemenhut menyalahkan dunia usaha terkait kebakaran hutan. Namun harus berlaku adil, areal terbakar tanggung jawab direksi. Kemarin malah ada kebakaran di wilayah konservasi, taman nasional," ujar Gusti Hardiansyah.
Ia menilai, pemerintah provinsi maupun kabupaten sudah bergerak menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Namun masih saja Kemenhut menganggap belum ada langkah kongkrit dari pemerintah provinsi maupun kabupaten.
"Kita harus bangun deteksi dini, jangan menyalahkan provinsi dan kabupaten, jangan selalu mengandalkan alat deteksi yang dimiliki orang lain," kata Gusti.
Bahkan, kata dia BNPB, sudah diupayakan menerjunkan heli untuk memantau titik api di Kalimantan Barat.
"Selama ini yang menanggulangi asap BNPB, ada ndak heli Kemenhut. Ini heli parkir di kantor gubernur, siapa bilang pemerintah provinsi tidak bergerak," tanyanya.
Maka Gusti meminta Kemenhut segera turun tangan bersama instansi terkait menanggulangi bencana asap ini.
"Sistem deteksi dini penting, pemantauan dan kontrolnya lebih mudah. Sekarang dampaknya, baru dua tiga bulan sudah sangat terasa," ungkap Gusti.
Ia mengapresiasi Pemprov Kalbar yang begitu tanggap menangani masalah asap ini. "Sebelum kebakaran meluas terjadi dimana-mana, Gubernur Kalbar sudah menetapkan status siaga darurat bencana asap," katanya.
Gusti menyayangkan oknum yang selalu menyalahkan investor terkait kebakaran hutan dan lahan. "Kalau investor kabur semua dari daerah kita sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat dan pengangguran," tutupnya.
Akademisi : Asap Pekat Kelalaian Deteksi Dini Kebakaran Lahan
Minggu, 25 Oktober 2015 13:13 WIB