"Penyediaan uang tunai dilakukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat. Kita untuk menghadapi Imlek juga membuka layanan penukaran uang pecahan kecil pecahan Rp20 ribu ke bawah," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Ia menambahkan untuk penukaran uang selain di loket Bank Indonesia, pelayanan penukaran UPK juga dilakukan oleh semua Bank Umum di Kalimantan Barat.
"Sehubungan dengan hal itu, masyarakat diimbau untuk melakukan penukaran UPK di tempat-tempat yang resmi agar terhindar dari risiko tidak tepat jumlah ataupun menerima uang Rupiah yang tidak asli," ujar Dwi.
Dwi menjelaskan, kebutuhan uang tunai selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ia mencontohkan satu di antaranya adalah faktor musiman.
"Faktor musiman sangat berpengaruh terhadap perputaran uang dikarenakan
pada periode tersebut tingkat kebutuhan uang tunai oleh masyarakat dan
perbankan kerap kali menunjukan angka yang signifikan. Salah satunya
momen Imlek ini," ujarnya.
Perputaran uang di Kalbar saat Imlek, kata dia, berada di urutan ke tiga, setelah Idulfitri dan Natal-Tahun Baru.
"Untuk Imlek kebutuhan uang pecahan kecil berdasarkan tahun-tahun sebelumnya saat perayaan terus meningkat. Hal itu lantaran ada kebudayaan memberikan uang atau angpao kepada orang yang lebih muda," katanya.
Menurutnya persediaan uang tunai BI sangat mencukupi. Dwi menjelaskan, pada Imlek periode tahun 2013-2016 telah terjadi perbedaan karakteristik "cash flow" dimana aliran uang keluar lebih besar dibandingkan uang masuk.
"Pada saat itu juga posisi likuiditas perbankan masih menunjukan kondisi `net long`. Sehingga kebutuhan masyarakat untuk uang tunai dapat terpenuhi dengan posisi kas yang dimiliki oleh perbankan," ungkapnya.
(KR-DDI/N005)
Perputaran uang di Kalbar saat Imlek, kata dia, berada di urutan ke tiga, setelah Idulfitri dan Natal-Tahun Baru.
"Untuk Imlek kebutuhan uang pecahan kecil berdasarkan tahun-tahun sebelumnya saat perayaan terus meningkat. Hal itu lantaran ada kebudayaan memberikan uang atau angpao kepada orang yang lebih muda," katanya.
Menurutnya persediaan uang tunai BI sangat mencukupi. Dwi menjelaskan, pada Imlek periode tahun 2013-2016 telah terjadi perbedaan karakteristik "cash flow" dimana aliran uang keluar lebih besar dibandingkan uang masuk.
"Pada saat itu juga posisi likuiditas perbankan masih menunjukan kondisi `net long`. Sehingga kebutuhan masyarakat untuk uang tunai dapat terpenuhi dengan posisi kas yang dimiliki oleh perbankan," ungkapnya.
(KR-DDI/N005)