Hari pertama, pertunjukan sesi siang dimulai pukul 14.00 waktu setempat, di Rainforest Theatre Stage (indoor). Ada tiga grup yang tampil hingga pukul 17.15. Satu di antaranya Huw Williams asal Wales. Ia bersama gitarnya berhasil memukau penonton.
Selain Huw Williams ada pula penampilan grup Pareaso asal Korea dan Lan E Tuyang asal Sarawak. Bersamaan dengan pertunjukan tersebut juga digelar beragam sesi workshop di tempat-tempat berbeda. Seperti tarian India interaktif bersama pengunjung di Dewan Legenda yang selalu dipadati pengunjung.
Setelah sesi siang even berlanjut ke sesi malam hari di panggung utama (outdoor). Sesi malam merupakan paling ditunggu-tunggu.
Tampak ribuan penonton dari beragam negara menyemut memenuhi panggung Rainforest Jungle, dimulai dengan Miring Ceremony Sarawak Cultural Village pukul 19.30.
Pada malam pertama ini enam grup musik tampil seperti Ilu Leto asal Sarawak, Okra Playground asal Finlandia, Romengo asal Hungaria, Abavuki asal Afrika Selatan, Svara Samsara asal Indonesia dan Achank gabungan asal Inggris-India.
Director of Events and Corporate Relations, STB Angelina Patricia Bateman mengaku bangga atas perjalanan panjang RWMF hingga mencapai usia 20 tahun.
"Berjalannya waktu, setiap tahun RWMF kian besar. Festival yang pertama kali digelar pada 1998 ini selalu menghadirkan beragam budaya. Lewat beragam grup musik yang didatangkan dari seluruh penjuru dunia," kata dia.
Ia menyebutkan antusias penonton juga tak kalah besar. Menurutnya tahun ini untuk penjualan "presale" meningkat sekitar delapan persen dari tahun lalu.
"Tahun lalu ada 18 ribu tiket terjual dan tahun ini menjadi hingga 20 ribu. Belum ditambah tiket yang dijual sesudah presale di gate masuk venue," kata dia.