Pontianak (Antara Kalbar) - Banjir yang melanda sejumlah daerah di Kalimantan Barat, belum terdata dengan jelas berapa luas areal yang rusak.
Kepala Dinas Pertanian Dan Tanaman Pangan Hortikultura Kalimantan Barat Heronimus Hero mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan mengenai jumlah lahan pertanian yang rusak akibat bajir di sejumlah daerah beberapa waktu lalu.
"Dari informasi yang kita dapatkan, memang ada beberapa lahan pertanian warga di daerah yang rusak akibat banjir beberapa waktu lalu. Namun, sampai saat ini, kita belum mendapatkan laporan mengenai luasannya," kata Heronimus di Pontianak, Selasa.
Dirinya mengatakan, untuk penanganan lahan pertanian di daerah memang menjadi kewenangan dari pemerintah kabupaten/kota. Jika ada lahan yang rusak, pihaknya hanya bisa membantu jika ada laporan dari pemerintah daerah.
"Karena tidak ada laporan, artinya kerusakan itu masih bisa ditangani sendiri oleh pemerintah daerah. Namun, kita siap memberikn bantuan, jika diperlukan," tuturnya.
Dia menjelaskan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Kalimantan Barat memiliki cadangan 10 persen dari total lahan produksi pertanian. Cadangan 10 persen ini mengantisipasi rusaknya produksi pertanian akibat bencana alam, serangan hama maupun gagal panen.
"Cadangannya 10 persen dan itu sudah masuk dalam luasan lahan produksi pertanian. Misalnya lahan produksi 560.000 hektar dan 10 persennya sudah ada di dalam luasan itu," katanya.
Seperti diketahui beberapa kabupaten di Kalbar diserang banjir September lalu, diantaranya Kabupaten Ketapang, Landak, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu. Ia menambahkan pemerintah provinsi batasan kewenangan dalam penanggulangan lahan pertanian yang rusak.
"Selama itu masih bisa ditangani kabupaten maka kabupaten bersangkutan yang menindaklanjuti. Kami bisa menindaklanjuti setelah ada catatan tertulis, dan ini berdasarkan administrasi yang telah dibakukan," kata Hero.
Kendati demikian ia tak menampik kerusakan lahan pertanian terjadi akibat banjir beberapa waktu lalu. Hanya saja tidak terlalu parah. Kemudian kerusakan itu juga bukan pada lahan-lahan yang menjadi andalan pengembangan komoditas pertanian.
Dia juga menambahkan, tahun ini Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura menargetkan produksi pertanian mencapai 1,5 juta ton per tahun.
Capaian ini memang lebih tinggi tiga ton dibandingkan tahun sebelumnya. Dan ia menilai kondisi musim seperti saat ini mendukung perkembangan komoditas pertanian.
"Kalbar tidak memiliki musim yang tegas seperti di Jawa. Meskipun ada tapi tidak ekstrim dan itu menguntungkan. Di saat perlu air sudah ada, perlu agak kering momentumnya juga ada," kata dia.
Saat inipun lahan pertanian Kalbar sudah memasuki masa tanam untuk panen 2018. Ada sekitar 560 ribu lahan untuk pengembangan komoditas pertanian.
"Capaiannya lebih dari 500 ribu hektar. Luas tanam bertambahnya karena berkaitan dengan program di kementerian untuk komoditas jagung dan kedelai," kata Hero.