Jajaran Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Kayong Utara dinyatakan negatif COVID-19 setelah hasil swab PCR di Provinsi Kalimantan Barat keluar.
Pegawai di lingkungan Pemda Kayong Utara itu terpaksa dilakukan pengambilan swab setelah salah satu pegawai di BKPSDM setempat dinyatakan positif COVID-19 dan meninggal dunia beberapa waktu lalu.
"Semua pegawai BKPSDM kita swab pada 6 Februari di RSUD Sultan Muhammad Jamaludin 1, dan hasil yang diterima secara keseluruhan itu tanggal 9 Februari.
33 orang di BKPSDM yang kita swab semuanya negatif," ungkap Kepala Dinas Kesehatan KB Kayong Utara, Bambang Suberkah, Rabu.
Ia mengaku Kayong Utara selalu mengirim sampel swab Kayong Utara walaupun jumlahnya belum mencapai target yang diminta provinsi.
"Kalau jumlah sampel kita harus lihat data datanya ada di rumah sakit. Sebenarnya setiap minggu kita tidak pernah tidak mengirim swab, memang jumlahnya kita akui tidak bisa memenuhi yang ditargetkan provinsi tapi kita tetap berusaha," ungkapnya.
Menurutnya, pihaknya harus memiliki alasan yang tepat untuk melakukan swab, sehingga berimbas dengan sedikitnya hasil swab yang dikirim ke Provinsi Kalbar.
"Tidak mudah menyuruh orang untuk di swab tanpa ada alasan, indikasi. Kita selalu upayakan (swab) kepada mereka yang ada kontak erat, suspek atau mereka yang ada gejala, tetap kita swab," tambahnya.
Pegawai di lingkungan Pemda Kayong Utara itu terpaksa dilakukan pengambilan swab setelah salah satu pegawai di BKPSDM setempat dinyatakan positif COVID-19 dan meninggal dunia beberapa waktu lalu.
"Semua pegawai BKPSDM kita swab pada 6 Februari di RSUD Sultan Muhammad Jamaludin 1, dan hasil yang diterima secara keseluruhan itu tanggal 9 Februari.
33 orang di BKPSDM yang kita swab semuanya negatif," ungkap Kepala Dinas Kesehatan KB Kayong Utara, Bambang Suberkah, Rabu.
Ia mengaku Kayong Utara selalu mengirim sampel swab Kayong Utara walaupun jumlahnya belum mencapai target yang diminta provinsi.
"Kalau jumlah sampel kita harus lihat data datanya ada di rumah sakit. Sebenarnya setiap minggu kita tidak pernah tidak mengirim swab, memang jumlahnya kita akui tidak bisa memenuhi yang ditargetkan provinsi tapi kita tetap berusaha," ungkapnya.
Menurutnya, pihaknya harus memiliki alasan yang tepat untuk melakukan swab, sehingga berimbas dengan sedikitnya hasil swab yang dikirim ke Provinsi Kalbar.
"Tidak mudah menyuruh orang untuk di swab tanpa ada alasan, indikasi. Kita selalu upayakan (swab) kepada mereka yang ada kontak erat, suspek atau mereka yang ada gejala, tetap kita swab," tambahnya.