Pontianak (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar produksi padi tahun 2020 di Kalbar sebesar 778,17 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) dari luas panen padi sebesar 256,58 ribu hektare.
"Luas panen padi 2020 di Kalbar menurun sebanyak 33,47 ribu hektar atau 11,54 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 290,05 ribu hektare. Hal itu berpengaruh juga pada produksi padi pada 2020 hanya 778,17 ribu ton GKG, menurun sebanyak 69,70 ribu ton atau 8,22 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 847,88 ribu ton GKG," ujar Moh. Wahyu Yulianto di Pontianak, Senin.
Baca juga: Neraca perdagangan Kalbar Januari 2021 mengalami surplus 65,42 juta dolar AS
Ia menjelaskan bahwa produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada Maret yaitu sebesar 158,22 ribu ton. Sementara produksi terendah terjadi pada Desember 2020 yaitu 188,87 ribu ton. Tiga kabupaten dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Sambas sebesar 150.222 ton, Kubu Raya sebesar 107. 589 ton dan Ketapang sebesar 103 765 ton.
"Sedangkan untuk tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah adalah Kota Pontianak dengan produksi sebesar 713 ton, Melawi sebesar 9.825 ton, dan Kota Singkawang sebesar 13.791," katanya.
Sementara itu, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar menargetkan untuk produksi padi pada 2021 ini sebesar 885.000 ton GKG.
"Untuk memenuhi target tersebut kita mencanangkan untuk luas lahannya atau sasaran tanamannya sebesar 337.455 hektare dan sasaran panen 311.00 hektare dengan target produktivitas 3 ton per hektare," ujar Kepala Distan TPH Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak.
Baca juga: Kadis Nakertrans Kalbar: Pelabuhan Kijing bisa tekan jumlah pengangguran
Ia menjelaskan bahwa dengan asumsi lahan sawah berdasarkan penetapan ATR/BPN untuk di Kalbar seluas 242.972 hektare dimanfaatkan dengan sasaran tanam bila tercapai maka Indeks Pertanaman (IP) sawah di Kalbar sebesar 139 persen.
"Untuk skenario pencapaian tanaman padi 2021 yakni pertanaman akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021 seluas 112.485 hektare, kegiatan bantuan pemerintah melalui APBN seluas 74.183 hektare, bantuan pemerintah melalui APBD seluas 500 hektare, dan penanaman swadaya seluas 150.287 hektare," sebutnya.
Terkait penanaman padi secara swadaya, pihaknya optimis tercapai karena beberapa asumsi, di antaranya Kalbar memiliki luas pertanaman padi mencapai 100.000 hektare per tahun.
"Belum lagi melalui peningkatan IP baik dengan monokultur maupun pergiliran tanaman dan tumpang sari. Bahkan juga dilakukan peningkatan produktivitas melalui penerapan budidaya sesuai SOP," kata dia.
Baca juga: Penduduk miskin di Kalbar pada September 2020 capai 7,24 persen
Baca juga: Ekonomi Kalimantan Barat Triwulan IV-2020 terkontraksi 1,82 persen
Baca juga: BPS catat perekonomian Indonesia pada 2020 terkontraksi 2,07 persen