"Lokasi investasi sektor tersebut tersebar di seluruh Kalbar. Ada budidaya air tawar, air payau, maupun budidaya ikan laut," kata Sri Jumiadatin di Pontianak, Senin.
Ia melanjutkan, budidaya air tawar yang diusahakan hingga saat ini terdiri atas kolam air tenang, pagong alam, dan keramba. Diperkirakan potensi lahan untuk budidaya kolam atau pagong alam sekitar 101.740 hektare.
Jenis komoditi yang potensial dikembangkan antara lain udang galah, tengadak, kaloi, gurame, jelawat, betutu, dan toman. "Untuk usaha budidaya air payau atau tambak di Kalbar, peluang usahanya sekitar 29.303,99 hektare," kata Sri Jumiadatin.
Menurut dia, ada sejumlah lokasi yang potensi budidaya air payau masih menjanjikan, di Kalbar tersebar di enam kabupaten dan kota yakni Kabupaten Sambas peluang usahanya seluas 6.545 hektare, Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya seluas 16.134,59 hektare, Ketapang 6.452,62 hektare, Kota Singkawang 99,6 hektare, dan Bengkayang 71,28 hektare.
Sedangkan jenis komoditas yang dapat dikembangkan yakni udang windu, kepiting, kakap, serta jenis udang lainnya. Selain air tawar dan payau, Kalbar juga berpotensi investasi budidaya ikan laut sekitar 13.018,48 hektare. Peluang investasi ada di enam kabupaten dan kota, katanya.
Di Kabupaten Pontianak seluas 1.628 hektare, Bengkayang 599,98 hektare, Sambas 7.561,84 hektare, Kubu Raya 2.442,05 hektare, Ketapang 761,59 hektare, dan Kota Singkawang 24,09 hektare.
Jenis komoditas yang dapat dikembangkan pada budidaya ikan laut di antaranya rumput laut, ikan kakap putih, kerapu, baronang, dan teripang, kata Sri.
T011