Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak 13 unit meriam karbit diikut sertakan pada lomba festival meriam mulai tanggal 20 - 21 Oktober dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Kota Pontianak ke-242.
"Tahun ini memang ada penurunan peserta festival meriam karbit, karena banyak kelompok meriam yang tidak mengetahui informasi akan diadakannya festival meriam, sehingga banyak meriamnya yang sudah direndam sehingga tidak lagi diikat dengan rotan," kata Ketua Forum Meriam Karbit Pontianak Syamsul Bahri di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, festival meriam karbit tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari jadi Kota Pontianak ke-242, dengan dua ketegori penilaian, yakni dari segi bunyi meriam itu yang diberikan batas bunyi sebanyak tiga kali, serta motif dari meriam tersebut.
"Adapun motifnya harus bernuansa Melayu, seperti warna kuning dan sebagainya, sementara untuk bunyi meriam yang dinilai, yakni bunyinya harus maksimal," ujarnya.
Ada 13 kelompok yang mengikuti festival meriam karbit tahun 2013, dari total 52 kelompok meriam se-Kota Pontianak yang masing-masing peserta cukup menampilkan satu meriam saja, dengan memperebutkan hadiah total sebesar Rp10 juta.
Dalam kesempatan itu, Syamsul menambahkan, sejarah meriam diawali dengan berdirinya kerajaan Kesultanan Kadariah Pontianak yang telah didirikan oleh Sultan Pontianak I (1771-1808) Syarif Abdurrahman Alkadrie.
"Menurut cerita, pada saat Sultan Pontianak mau mendirikan Keraton dan Masjid Jami terlebih dulu dengan dibunyikan meriam yang dipercaya untuk mengusir hantu kuntilanak, selain itu dibunyikannya meriam juga sebagai informasi untuk masuknya azan magrib dan sarana lainnya," kata Syamsul.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka masyarakat Melayu Kota Pontianak yang bermukim di sepanjang Sungai Kapuas mengikuti dan melestarikan tradisi itu dengan membuat meriam dari batang kayu dengan bahan baku karbit untuk menyalakan dan pemicu bunyi khas tersebut.
Sementara itu, Ketua Kelompok Meriam Karbit dari Kelurahan Parit Mayor, Kecamatan Pontianak Timur, Arifin Ilham menyatakan, kelompoknya ikut serta dalam festival meriam karbit dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Jadi Kota Pontianak ke-242.
"Kami menampilkan meriam nuansa motif Melayu yang dipadukan dengan gambar seekor buaya di meriam karbit, dengan maksud untuk mengingatkan, zaman dulu banyak buaya di sepanjang Sungai Kapuas," ujarnya.
Dia optimistis, bisa memenangkan perlombaan festival meriam karbit tersebut, karena motif meriam dan bunyi meriam kelompoknya dinilai cukup bagus.
(A057/I006)
13 Meriam Meriahkan Peringatan Hari Jadi Pontianak
Minggu, 20 Oktober 2013 14:30 WIB