Pontianak (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan Kalimantan Barat (OJK Kalbar), Maulana Yasin mengatakan secara keseluruhan, kinerja perbankan baik umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) lebih baik dibandingkan 2021 terutama dari penyaluran kredit yang saat ini tumbuh tembus di angka 10 persen.
"Kinerja perbankan akan lebih baik dibandingkan tahun 2021 terutama dari penyaluran kredit yang diperkirakan sampai akhir tahun tumbuh mencapai 10,00 persen ±1.00 dengan tingkat NPL gross pada rentang 2,35 -2,55 persen. Saat ini saja sudah di atas 10 persen," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Ia merincikan untuk kinerja bank umum sendiri total kredit berdasarkan lokasi bank mencapai Rp62,66 triliun atau tumbuh 10,44 persen (YoY). Kemudian untuk total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp73,26 triliun atau tumbuh 5,37 persen (YoY).
"Untuk LDR tercatat mencapai 85,52 persen dengan tingkat kredit macet atau NPL gross sebesar 2,41 persen. Total aset bank umum sendiri mencapai Rp104,56 triliun atau tumbuh 7,19 persen (YoY)," kata dia.
Sementara untuk BPR, saat ini total kredit mencapai Rp1,13 triliun atau tumbuh 11,92 persen (YoY). Kemudian total DPK mencapai Rp1,39 triliun atau tumbuh 4,64 persen (YoY).
"Sedangkan untuk total aset BPR mencapai Rp1,83 triliun atau tumbuh 7,69 persen (YoY). Selain itu, kinerja rasio keuangan juga terpantau baik, yang tercermin dari permodalan yang kuat, kualitas aset produktif yang baik serta likuiditas dan rentabilitas yang memadai," ucap dia.
Terkait langkah OJK dalam menjaga stabilitas industri perbankan di Kalbar, OJK Kalbar senantiasa melakukan pengawasan secara holistik, tidak hanya deskriptif dan diagnostic namun juga prediktif dan preskriptif.
"Kami juga menerapkan sistem peringat dini melalui permodalan dan stress -testing untuk mengukur dampak dari perubahan indikator makroekonomi dan sektoral serta kebijakan fiskal dan moneter terhadap kinerja perbankan khususnya risiko likuiditas, kredit dan pasar untuk periode saat ini dan periode yang akan datang. Sehingga hal itu dapat dilakukan tindakan pengawasan secara cepat dan tepat," katanya.
Untuk proyeksi kinerja perbankan di Kalbar secara keseluruhan hingga akhir 2022, menurutnya tidak terlepas dari stabilitas ekonomi di Kalbar.
"Pada kuartal III- 2022, PDRB tercatat mampu tumbuh 6,48 persen (YoY) dengan tingkat inflasi sebesar 6,00 persen (YoY). Sementara itu, Nilai tukar Petani dan neraca perdagangan surplus juga terpantau masih cukup tinggi sehingga diperkirakan masih mampu menopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022. Kembali, kinerja perbankan akan lebih baik dibandingkan tahun 2021," jelas dia.