Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebutkan hingga akhir tahun 2022 Kota Pontianak berhasil menurunkan angka stunting atau gagal tumbuh pada anak.
“Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kota Pontianak tahun 2022 tercatat 19,7. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang berada di angka 24,4,” ungkap Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis.
Edi menyatakan, penurunan angka stunting ini merupakan kerja keras semua pihak yang telah berkolaborasi dalam percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak.
Dia menilai persoalan stunting pada balita mengindikasikan bahwa terjadinya masalah dalam manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar, di mana pelayanan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting belum maksimal.
“Oleh sebab itu, pihaknya melakukan inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak. Salah satu inovasi yang dikembangkan di Kota Pontianak adalah intervensi spesifik,” ujar Edi.
Wali Kota Pontianak itu memaparkan, intervensi spesifik yang dilaksanakan dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting itu di mulai dari pelayanan kesehatan terpadu untuk calon pengantin, pelayanan kesehatan kepada remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini, pendampingan ibu hamil, kelas pemberian makan bayi dan anak, hingga gerakan memasyarakatkan gemar makan ikan untuk meningkatkan konsumsi protein hewani pada balita.
“Selain intervensi spesifik, lanjutnya, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak. Intervensi sensitif yang dilakukan antara lain penanganan daerah rawan pangan, berupa pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi,” ujar Edi.
Kemudian lanjutnya, juga dilakukan perbaikan sarana sanitasi dan rumah tak layak huni juga menjadi bagian penting dalam intervensi sensitif menurunkan angka stunting. Termasuk sambungan air bersih gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat atasi stunting.
"Keberhasilan pencegahan stunting hanya dapat dilakukan dengan kerja keras, inovasi dan dukungan dari semua pihak," ungkap Edi.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pontianak Bahasan menerangkan, dengan turunnya angka stunting di Kota Pontianak, pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh Pemkot Pontianak di tahun 2023/2024 ini dinilainya tidak akan terlalu berat dalam menurunkan angka stunting hingga 12 persen, bahkan bila perlu di bawah 10 persen.
"Kami semua berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak," katanya.
Bahasan meminta peran aktif para Tim Pendamping Keluarga percepatan penurunan stunting, terutama kaum ibu, untuk terus melakukan pendampingan kepada keluarga, ibu-ibu hamil maupun yang melahirkan, terutama terhadap anak-anak balita yang terindikasi stunting.
"Sebagai ujung tombak dalam upaya percepatan penurunan stunting, para Tim Pendamping Keluarga ini bisa memberikan penyuluhan serta melakukan langkah-langkah surveillance kepada keluarga berisiko stunting," kata Bahasan.
Baca juga: Pemkot Pontianak giatkan upaya pencegahan stunting
Baca juga: Norsan sebut Kalbar targetkan 2024 angka stunting jadi 17 persen
Baca juga: Wagub Kalbar targetkan pada 2024 angka stunting jadi 17 persen