Pontianak (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan di Kalimantan Barat, termasuk menyasar objek wisata di Kota Singkawang.
"Saat ini sedang berlangsung berupa penataan Desa Wisata Batu Belimbing di Kota Singkawang yang kolaborasi dengan sektor jasa keuangan. Upaya yang ada rangka peningkatan indeks literasi dan inklusi daerah tersebut," ujar Kepala OJK Kalbar, Maulana Yasin di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan langkah yang ada akan maksimal dengan dukungan pemerintah daerah setempat.
"Sejauh ini pemerintah daerah sangat mendukung upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Sinergi para pihak kunci peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Kalbar," papar dia.
Ia menambahkan langkah lainnya peningkatan literasi dan inklusi keuangan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
"Telah dilaksanakan juga kegiatan sosialisasi kepada pekerja migran Indonesia yang telah dilaksanakan di Pos Lintas Batas Negara Aruk sebagai salah satu bentuk literasi dan edukasi kepada daerah Tertinggal, Terdepan,
dan Terluar (3T)," ucapnya.
Baca juga: Kinerja kredit di Kalbar terjadi pertumbuhan
Selanjutnya, program tematik nasional juga dihadirkan berupa satu rekening satu pelajar (Kejar) dan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR).
"Kegiatan mempertemukan UMKM dengan industri jasa keuangan juga telah dituangkan dalam satu sistem Informasi, yaitu SiTPAKD (Sistem Informasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah). Sehingga dapat dilakukan evaluasi dan penilaian sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan capaian program oleh masing-masing TPAKD daerah," katanya.
Berdasarkan hasil survei nasional 2022 indeks literasi keuangan di Provinsi Kalbar 51,95 persen atau masih di atas nasional yang hanya 49,68 persen. Sedangkan untuk inklusi keuangan di Kalbar sebesar 84,10 persen dan masih di bawah nasional yang angkanya 85,10 persen.
"Pada 2024 pemerintah Indonesia menargetkan inklusi keuangan sebesar 90 persen. Untuk dapat meraih angka inklusi keuangan yang ada tersebut tidak bisa dilakukan hanya oleh OJK sendiri atau industri jasa keuangan sendiri. Dibutuhkan kolaborasi, sinergi kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan," papar dia.
Baca juga: Kinerja kredit perbankan di Kalbar tumbuh 10 persen