Mataram (ANTARA) - Pakar hukum internasional Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat, Prof Muhammad Sood menyebut serangan pasukan Hamas ke Israel sebagai bentuk pembelaan.
"Kalau kita lihat serangan ini bukanlah bentuk perlawanan, melainkan bentuk pembelaan Hamas setelah sekian lama bertahan dari serangan Israel," katanya di Mataram, Senin.
Prof Sood mengatakan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seharusnya berperan penting dalam menyelesaikan konflik yang berlatar historis dan politis itu, termasuk negara-negara Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan kedua negara konflik tersebut.
"Masalahnya dalam PBB ada Amerika Serikat, Inggris dan Prancis yang notabene mendukung negara Israel. Negara-negara Islam di Timur Tengah harusnya juga bisa melakukan hal yang sama," katanya.
Saat ditanya terkait dampak konflik yang terjadi terhadap Indonesia, Prof Sood menyebut belum dapat memastikan, hanya saja dari aspek politik pastinya akan terganggu.
Secara historis, dia menerangkan posisi Indonesia tentunya akan lebih dominan berpihak kepada Hamas Palestina, sehingga dukungan dalam bentuk diplomasi dan ekonomi harusnya dapat dilakukan Indonesia.
"Namun, kalaupun kita ingin bantu dari segi ekonomi cukup susah karena masuk wilayah Palestina perlu izin terlebih dahulu dari Israel," katanya.