Pontianak (ANTARA) - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menyerukan kepada seluruh perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Barat untuk menempatkan kesejahteraan pekerja wanita sebagai prioritas utama dalam operasional mereka.
"Keberadaan pekerja wanita dalam industri kelapa sawit, baik di sektor hulu maupun hilir, sangat krusial. Sekitar 85 persen pekerja wanita di perkebunan kelapa sawit adalah buruh, sementara sisanya terlibat dalam pekerjaan administrasi, sehingga hak-hak mereka, termasuk kesehatan dan kesejahteraan, harus mendapatkan perhatian serius dari perusahaan," kata Harisson membuka Sosialisasi dan Workshop Perlindungan Pekerja Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit, yang berlangsung di Pontianak, Rabu.
Harisson mengingatkan bahwa perlakuan terhadap pekerja pria dan wanita tidak boleh disamakan mengingat perbedaan fisik dan energi yang dimiliki.
Ia menegaskan komitmennya untuk memantau secara ketat pelaksanaan perlindungan terhadap pekerja wanita, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit, melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat.
"Kami akan memastikan perusahaan-perusahaan sawit memenuhi kewajiban mereka dalam melindungi hak-hak pekerja wanita," tuturnya.
Dalam kerangka mencapai visi Indonesia Emas 2045, Harisson juga menyerukan agar perusahaan-perusahaan sawit turut berperan aktif dalam penurunan angka stunting di Kalimantan Barat. Ia menekankan pentingnya perhatian terhadap kesehatan anak-anak karyawan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.
"Stunting masih menjadi masalah serius di Kalbar. Saya meminta perusahaan-perusahaan sawit untuk turut serta dalam upaya mengatasi masalah ini, demi masa depan generasi muda Kalbar yang lebih cerdas dan sehat," kata Harisson.
Kegiatan yang dihadiri oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Pusat dan GAPKI Kalbar, serta perwakilan perangkat daerah dan organisasi pekerja wanita ini, diharapkan dapat mendorong perusahaan sawit untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan pekerja wanita.
"Dengan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan pekerja, terutama perempuan, perusahaan sawit di Kalimantan Barat diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan," kata Harisson.
Pemprov Kalbar serukan perusahaan prioritaskan kesejahteraan pekerja wanita
Rabu, 28 Agustus 2024 19:50 WIB